KETIDKADILAN DAN PENINDASAN HARUS DIKALAHKAN DENGAN KEADILAN DI TANAH PAPUA
Pada tanggal 1 Desember 2009, sebagian masyarakat Papua berkeras merayakan hari kemerdekaan Papua Barat. Puluhan warga yang tergabung dalam West Papua National Authority (WPNA) melakukan perayaan tersebut di daerah Expo Waena, Distrik Heram Kota Jayapura. Mereka rencananya akan melakukan aksi damai dalam peringatan kemerdekaan Papua tersebut.
Hal tersebut tidak di biarkan oleh pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek AKP Yafet Karafir dan meminta agar massa membubarkan diri. Tapi sepertinya massa tidak menggubrisnya dan memaksa untuk melanjutkan aksi damai ke Lingkaran Abepura. Hal ini membuat kepolisian menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai koordinator aksi.
"Ini wilayah kekuasaan saya. Jadi lebih baik pulang dan kembali ke rumah. Ingat, kalian masih mahasiswa, orang tua datang kasih uang untuk kuliah bukan berdemo," demikian ungkap AKP Yafet Karafir saat membubarkan massa seperti yang di rilis oleh Antara News.
Keinginan sebagian masyarakat Papua Barat untuk merdeka sepertinya belum padam. Kondisi pulau paling timur yang berada di bawah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini masih sangat labil. Pulau dengan kandungan kekayaan alam yang sangat besar ini, sebagian besar masyarakatnya masih terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan. Pemerataan pembangunan dan memajukan putra-putri daerah ini dan bukan hanya mengeruk kekayaannya saja mungkin akan memadamkan percik api yang menginginkan Papua merdeka.
URGENT MEDIA ALERT
PLEASE STAND BY FOR FURTHER UPDATES and PHOTOS
BRUTAL INDONESIAN SECURITY FORCE CRACKDOWN ON PEACEFUL WEST PAPUAN FLAGRAISERS: REPORTS
Reports are starting to filter through from West Papua that Indonesian security forces are once again over reacting with predictable extreme brutality against peaceful flagraisers celebrating West Papua Independence Day of December 1.
The telephone system both land and mobile has been shut down in Jayapura, so verification has been extremely difficult.However, we have been able to glean the following information:
Report from Jayapura
This morning between 06:00 and 07:00am 50 people gathered in front of Papua Toyota car dealership at suburb of Polimak, Jayapura wait the Bus to going to Imbi Garden to celebrate December 1st. A fully armed (in combat equipment) police company (approx 150 police) arrived and stormed on to the busstop, opening fire with machine guns, shooting for 3 minutes in order to disperse ("frighten") civilians who had gathered. At this stage it is unclear if the police shot into the crowd or into the air, but as yet there have been no reports of any gunshot injuries. However, reports have been given of brutal beatings, kicking and excessive and cruel force, carried out by BRIMOB Indonesian police. 16 civilian people are currently detained at the Jayapura police station, as for the 10 names we know, while 6 other name is not known with certainty.
Pada tanggal 1 Desember ini, sebagian masyarakat Papua berkeras merayakan hari kemerdekaan Papua Barat. Puluhan warga yang tergabung dalam West Papua National Authority (WPNA) melakukan perayaan tersebut di daerah Expo Waena, Distrik Heram Kota Jayapura. Mereka rencananya akan melakukan aksi damai dalam peringatan kemerdekaan Papua tersebut.
Hal tersebut tidak di biarkan oleh pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek AKP Yafet Karafir dan meminta agar massa membubarkan diri. Tapi sepertinya massa tidak menggubrisnya dan memaksa untuk melanjutkan aksi damai ke Lingkaran Abepura. Hal ini membuat kepolisian menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai koordinator aksi.
"Ini wilayah kekuasaan saya. Jadi lebih baik pulang dan kembali ke rumah. Ingat, kalian masih mahasiswa, orang tua datang kasih uang untuk kuliah bukan berdemo," demikian ungkap AKP Yafet Karafir saat membubarkan massa seperti yang di rilis oleh Antara News.
Keinginan sebagian masyarakat Papua Barat untuk merdeka sepertinya belum padam. Kondisi pulau paling timur yang berada di bawah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini masih sangat labil. Pulau dengan kandungan kekayaan alam yang sangat besar ini, sebagian besar masyarakatnya masih terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan. Pemerataan pembangunan dan memajukan putra-putri daerah ini dan bukan hanya mengeruk kekayaannya saja mungkin akan memadamkan percik api yang menginginkan Papua merdeka.
The 10 names we know and now in Jayapura Police Station is:
1. Markus Yenu
2. Pieter Hiyowati
3. Mrs. Bless
4. Ham Yesnan
5. Matilda Maniani
6. John Kendi
7. Agus Ayamiseba
8. Mr. Sopater Ayomi
9. Mr. Akwan
10. Mr. Yeruri
Around 1 o’clock PM today the police arrested 7 Papuan students activist who also perform the prayer of peace in the district of Abepura and held in police custody Abepura district. 7 students names is:
7 Student now in POSEK Abepura Jayapura
1. Minggus Manday
2. Glenn Ramanday
3. Nando Genuni
4. Arius Kogoya
5. Artemas Kabret
6. Jack Badii
7. Simon Pakage
Report from Sorong
Around 10:00 am this morning in Sorong around 600 people gathered on front of Sortis and began a long march to Maranatha Church 4 km away. When the mass has approached the Maranatha church, A JOint Police / TNI company (Approx 150 troops) blockaded the road, armed with machine guns and armored personnel carriers. Nothing else can be expected by the people of Papua to the government and state and government of Indonesia for the law enforcement agencies such as the police have been violence against humanity
Pada tanggal 1 Desember 2009, sebagian masyarakat Papua berkeras merayakan hari kemerdekaan Papua Barat. Puluhan warga yang tergabung dalam West Papua National Authority (WPNA) melakukan perayaan tersebut di daerah Expo Waena, Distrik Heram Kota Jayapura. Mereka rencananya akan melakukan aksi damai dalam peringatan kemerdekaan Papua tersebut.
Hal tersebut tidak di biarkan oleh pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek AKP Yafet Karafir dan meminta agar massa membubarkan diri. Tapi sepertinya massa tidak menggubrisnya dan memaksa untuk melanjutkan aksi damai ke Lingkaran Abepura. Hal ini membuat kepolisian menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai koordinator aksi.
"Ini wilayah kekuasaan saya. Jadi lebih baik pulang dan kembali ke rumah. Ingat, kalian masih mahasiswa, orang tua datang kasih uang untuk kuliah bukan berdemo," demikian ungkap AKP Yafet Karafir saat membubarkan massa seperti yang di rilis oleh Antara News.
Keinginan sebagian masyarakat Papua Barat untuk merdeka sepertinya belum padam. Kondisi pulau paling timur yang berada di bawah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini masih sangat labil. Pulau dengan kandungan kekayaan alam yang sangat besar ini, sebagian besar masyarakatnya masih terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan. Pemerataan pembangunan dan memajukan putra-putri daerah ini dan bukan hanya mengeruk kekayaannya saja mungkin akan memadamkan percik api yang menginginkan Papua merdeka.
URGENT MEDIA ALERT
PLEASE STAND BY FOR FURTHER UPDATES and PHOTOS
BRUTAL INDONESIAN SECURITY FORCE CRACKDOWN ON PEACEFUL WEST PAPUAN FLAGRAISERS: REPORTS
Reports are starting to filter through from West Papua that Indonesian security forces are once again over reacting with predictable extreme brutality against peaceful flagraisers celebrating West Papua Independence Day of December 1.
The telephone system both land and mobile has been shut down in Jayapura, so verification has been extremely difficult.However, we have been able to glean the following information:
Report from Jayapura
This morning between 06:00 and 07:00am 50 people gathered in front of Papua Toyota car dealership at suburb of Polimak, Jayapura wait the Bus to going to Imbi Garden to celebrate December 1st. A fully armed (in combat equipment) police company (approx 150 police) arrived and stormed on to the busstop, opening fire with machine guns, shooting for 3 minutes in order to disperse ("frighten") civilians who had gathered. At this stage it is unclear if the police shot into the crowd or into the air, but as yet there have been no reports of any gunshot injuries. However, reports have been given of brutal beatings, kicking and excessive and cruel force, carried out by BRIMOB Indonesian police. 16 civilian people are currently detained at the Jayapura police station, as for the 10 names we know, while 6 other name is not known with certainty.
Pada tanggal 1 Desember ini, sebagian masyarakat Papua berkeras merayakan hari kemerdekaan Papua Barat. Puluhan warga yang tergabung dalam West Papua National Authority (WPNA) melakukan perayaan tersebut di daerah Expo Waena, Distrik Heram Kota Jayapura. Mereka rencananya akan melakukan aksi damai dalam peringatan kemerdekaan Papua tersebut.
Hal tersebut tidak di biarkan oleh pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek AKP Yafet Karafir dan meminta agar massa membubarkan diri. Tapi sepertinya massa tidak menggubrisnya dan memaksa untuk melanjutkan aksi damai ke Lingkaran Abepura. Hal ini membuat kepolisian menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai koordinator aksi.
"Ini wilayah kekuasaan saya. Jadi lebih baik pulang dan kembali ke rumah. Ingat, kalian masih mahasiswa, orang tua datang kasih uang untuk kuliah bukan berdemo," demikian ungkap AKP Yafet Karafir saat membubarkan massa seperti yang di rilis oleh Antara News.
Keinginan sebagian masyarakat Papua Barat untuk merdeka sepertinya belum padam. Kondisi pulau paling timur yang berada di bawah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini masih sangat labil. Pulau dengan kandungan kekayaan alam yang sangat besar ini, sebagian besar masyarakatnya masih terbelenggu dalam kemiskinan dan kebodohan. Pemerataan pembangunan dan memajukan putra-putri daerah ini dan bukan hanya mengeruk kekayaannya saja mungkin akan memadamkan percik api yang menginginkan Papua merdeka.
The 10 names we know and now in Jayapura Police Station is:
1. Markus Yenu
2. Pieter Hiyowati
3. Mrs. Bless
4. Ham Yesnan
5. Matilda Maniani
6. John Kendi
7. Agus Ayamiseba
8. Mr. Sopater Ayomi
9. Mr. Akwan
10. Mr. Yeruri
Around 1 o’clock PM today the police arrested 7 Papuan students activist who also perform the prayer of peace in the district of Abepura and held in police custody Abepura district. 7 students names is:
7 Student now in POSEK Abepura Jayapura
1. Minggus Manday
2. Glenn Ramanday
3. Nando Genuni
4. Arius Kogoya
5. Artemas Kabret
6. Jack Badii
7. Simon Pakage
Report from Sorong
Around 10:00 am this morning in Sorong around 600 people gathered on front of Sortis and began a long march to Maranatha Church 4 km away. When the mass has approached the Maranatha church, A JOint Police / TNI company (Approx 150 troops) blockaded the road, armed with machine guns and armored personnel carriers. Nothing else can be expected by the people of Papua to the government and state and government of Indonesia for the law enforcement agencies such as the police have been violence against humanity