Rabu, 02 September 2015

KNPB TIMIKA AKAN DEMO TERKAIT KASUS KOPERAPOKA TIMIKA BERDARAH PADA 28 AGUSTUS 2015 PADA HARI KAMIS 3 SEPTEMBER 2015

Martinus Imapuka, Salah satu korban,Penembakan Oknum TNI, Timika Berdarah  masih Rawat RSUD  Timika   (28/08/2015) : Foto (Dok.KM)
TIMIKA, (KM)-- Untuk  menyikapi Timika berdarah pada 28 Agustus 2015, kemarin Tentara Nasional Indonesia (TNI) menewaskan Pemudah gereja  katolik  2 orang mati di tempat, dan 4 orang masih rawat di RSUD.   

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Timika mediasi Rakyat Papua barat besok akan turun jalan menggelar demo damai, menuntut Pemerintah Presiden Segera bertanggung Jawab dan Tarik Militer dari Seluruh Tanah Papua.

Hal ini disampaikan melalui selebaran di terima pada media onlinewww.kabarmapegaa.com, pada hari Rabu (02/09/2015). Sekertaris Umum KNPB, Sem Ukago, menjelaskan  besok kami akan turun jalan aksi damai mengikapi  Timika berdarah dan Papua Pada umumnya.

Kata Ukago,  Presiden Indonesia Joko Widodo dan Gubernur Propinsi Papua tuntaskan pelanggaran Ham Papua, segera tarik militer organik dan organik dari seluruh Papua. Keberadaan militer berlebihan di papua membuat “Papua zona darurat militer,"Tuturnya.

Lanjut Ukago, “Negara bertanggung Jawab semua kasus pelanggaran HAM dan Tarik Militer dari Seluruh Tanah Papua. Karena mereka membunuh rakyat sipil papua berlebihan, “Tegasnya.

“Aksi damai tersebut, akan dilakukan besok pada kamis 03 September 2015, tempat pusat aksi depan Gereja Tiga Raja Timika. Semua masa aksi wajib pakai baju hitam,”isi seruannya.

Selasa, 01 September 2015

SEORANG IBU RUMAH TANGGA DITIKAM OTK DALAM TOKO SWALAYAN 2000 DI JALAN BUDI UTOMO TIMIKA PADA 23 AGUSTUS 2015

Seorang Ibu Rumah Tangga Ditikam OTK Dalam Toko

Usai Ditikam, Korban Terbaring di Rumah Sakit. (Foto: Menase)
Timika, (KM)---Pada hari Minggu, 23 Agustus 2015, sekitar pukul 13:37 waktu Timika terjadi kejadiaan penikaman oleh orang tak dikenal (OTK) di Toko Swalayan 2000 Jl. Budi Utomo, Kelurahan Inauga Distrik Mimika Baru. 

Menurut cerita yang dihimpun KM bahwa, kejadian terjadi saat ibu alias korban sedang belanja dalam toko itu dan tiba-tiba orang datang masuk langsung cabut pisau dan ayungkan tangan pelaku pada bagian tubuhnya. 

Pertama diayungkan tangannya dibagian kedua lengan tangan kemudian diayungkan tangan pelaku menikam pada bagian ketiak pusatnya jantung si korban dan korban sedang disemayamkan untuk diotopsi RSUD Mimika di Nawaripi SP4 dalam kondiri kritis. 

Setelah itu, korban diantar oleh seorang pemuda asal suku Sunda Warga Timika, menurut keterangan nya orang sudah korban terjatuh ditanah namun masih hidup alias bernafas saya antar karena semua orang disekitar itu hanya lihat-lihat korban, tandas orang yang antar korban ini. 

Kejadian ini didepan orang banyak tetapi tidak mau menjelaskan kronolisnya dan pelakunya karena dengan alasan bahwa takut mereka curigai. 

KM membenarkan bahwa benar-benar kejadian ini sangat menakjubkan karena siang bolong bisa dilakukan penganiayaan hingga menewaskan ibu rumah tangga (IRT) yang tidak bisa mengungkapkan pelaku dan kronologis kejadian. 

Menurut sang suami korban Bapak Yance Jitmau memintah agar kronologis dan para saksi tolong diperjelas dan meminta kepada pihak kepolisian Indonesia yang bertugas pihak keluarga korban tidak tutup mulut untuk mengungkapkan pelaku dan kronologis kejadian hingga menewaskan istri saya, tutur Yance Jitmau dengan nada keras Indonesia bunuh kami orang asli Papua (OAP) dengan berbagai cara.

 Suami korban, Yance meminta agar semua orang TKP juga perlu investigasi dan melakukan intelinsi agar pelakunya dapat ditangkap, keluhnya dengan irama sedih dan Hal ini dihimpunan langsung di TKP oleh KM

JAYAPURA: 1 WARGA SIPIL HILANG, 2 DIANTARANYA KEROYOK BABAK BELUR HINGGA KRITIS DI PANTAI BASE-G JAYAPURA PADA 27 AGUSTUS 2015

Jayapura : 1 Warga Sipil Hilang, 2 Diantaranya Keroyok Babak Lebur Hingga Kritis

Salah satu Foto Korban/Foto : KNPB/KM

Jayapura,(KM)
--Pada hari Kamis tanggal 27 Agustus 2015, pukul 11.00 WIT terjadi penculikan terhadap 3 warga sipil yang tinggal di Pantai Base G, Jayapura.

Ketiga korban warga sipil, korban diantaranya Wilhemus Awom (26), Soleman Yom (27) dan Yavet Awom (19).Salah satu diantara mereka  (korban) yang bernama Yavet awom sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya.

 Penyikasaan yang dialami sebagai berikut:
  1. Wilhemus Awom: Pemukulan dimuka dan dibadan, Penikaman dibahu Kanan, Telingga dip otong hampir putus
  2. Soleman Yom: Pemukulan di muka dan Badan, Penikaman dileher
  3. Yavet Awom: dipukul dan ditikam dimulut 

Berikut adalah Kronologi singakat Sesuai informasi yang diterima oleh
www.kabarmapegaa.com

Pada malam hari 3 orang  korban diantaranya Wilhemus Awom (26), Soleman Yom (27) dan Yavet Awom (19), pergi membeli rokok di kios depan rumah yang berjarak 100 meter dari rumah, dalam perjalan mereka dihampiri Mobil Avansa silver abu-abu kemudian seseorang dari dalam mobil memangil Wilhemus Awom lalu mengajaknya bicara.

Pelaku yang di dalam avansa  tersebut, mereka mengatakan mengenal Wilhemus Awom sedangkan Wilhemus Awom sendiri tidak mengenal orang yang berada dalam mobil lalu mereka menyuruh Wilhemus Awom dan kedua temannya secara paksa ke dalam mobil dibawah todongan dengan tuduhan mereka bertiga mencuri motor orang dan harus segera dibawah untuk interogasi ke Polsek Dok 8.

Pelaku dalam mobil tersebut membawa ke Polsek, akan tetapi bukan ke Kantor Polsek mala lanjut membawah mereka 3 ke Abe, Koya, Skow, Arso dan berakhir di Sentani Timur. Dalam perjalanan mereka disiksa dengan sangkur dan dipukul dengan popor senjata SS1 dan Pistol Revover yang mereka bawah sampai muka mereka babak belur berlumburan darah.

Sampai di Sentani Timur Wilhemus Awom dan Soleman Yom disuruh turun dari mobil lalu di suruh lari ke hutan lalu mereka ditembak tetapi tidak terkena peluruh karena mereka lari sambil menghindar lalu lompat ke alang-alang hingga jatuh ke dusun sagu pinggir danau sentani tertidur hingga pagi. 
Keesokan hari tanggal 28 agustus 2015 paginya ada masyarakat yang tinggal dipinggir danau sentani menolong mereka mengatarkan kesentani dan pulang ke dok 9.

KNPB MENDESAK FORUM ISLAND PASIFIC BICARA DEKOLONISASI PAPUA



Papua Barat adalah bagian yang tak terpisahkan dari Komunitas Pasifik. West Papua (saat itu Netherland Nieuw Guinea) sebelum aneksasi Indonesia tahun 1962 pernah ikut menjadi anggota South Pacific Commission (SPC). Sejak saat itu kolonial Indonesia telah mengeluarkan West Papua dari pertemuan-pertemuan kawasan, dan menjadikan West Papua sebagai ladang pembantaian, eksploitasi sumber daya alam (SDA). Sementa
ra, perjuangan politik West Papua untuk menentukan nasib sendiri terus berlanjut.

Kami menyatakan bahwa perjuangan West Papua untuk menentukan nasibnya sendiri adalah bagian dari upaya melengkapi proses dekolonisasi di kepulauan-kepulauan Pasifik yang belum tuntas sepenuhnya dilaksanakan. Penindasan yang sedang dialami oleh bangsa Papua adalah suatu krisis Pasifik yang mengganggu stabilitas kawasan Pasifik. Kami berharap para Pemimpin negara-negara Pasifik untuk mendesak PBB memberikan “advisory opinion” (nasehat hukum) tentang status hukum dan Politik West Papua dan mendorong West Papua didaftarkan ke komite dekolonisasi PBB.

Kolonialisme Indonesia dan kapitalisme global telah menyebabkan kehancuran hutan Papua yang merupakan sumber nafas bagi planet ini. Ini adalah ancaman yang mengerikan bagi masa depan pulau-pulau Pasific dari pemanasan global. Tidak ada cara lain, selain membebaskan West Papua dari kolonialisme Indonesia dan kapitalisme global demi menjaga hutan sebagai sumber kehidupan kita.

Kolonialisme Indonesia dan korporasi asing adalah akar dari kejahatan kemanusiaan yang terus terjadi di West Papua. Pemusnahan bangsa Papua baik secara terbuka maupun sistematis terus berlangsung. Sementara Indonesia menjadikan West Papua sebagai wilayah protektorat yang harus diisolasi dari pantauan internasional. Kami mendesak Pemimpin-pemimpin negara Pasifik agar mengirim Tim Pencari Fakta agar secara langsung menginvestigasi kejahatan kemanusiaan di West Papua.

Atas semua itu, kami sangat mendukung agar Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Island Forum/PIF) dapat menerima West Papua melalui United Lilberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai observer agar kami dapat ikut berperan aktif dalam membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah di kawasan ini secara bersama-sama.

Jayapura, 1 September 2015
Victor Yeimo
Ketua Umum