JUBI --- Derek Adii yang baru saja melengkapi persyaratan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Deiyai, dianiaya enam oknum tentara di Pelabuhan Laut Nabire, Sabtu (14/5) malam. Korban dikeroyok dan ditikam hingga tewas.
Data yang dihimpun Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Gereja Kingmi Papua di Nabire, korban dikeroyok anggota TNI di tangga naik KM Labobar. Serka HA, tetangga korban di Manokwari, mencabut sangkur dan menikam alis mata korban. Tak sampai situ, para pelaku langsung membuang korban ke laut.
“Pelaku enam orang, semuanya tentara, keroyok korban dan tikam lalu mereka buang dia ke laut,” kata Yones Douw, Koordinator SKP Kingmi Nabire, saat dihubungi JUBI, Senin (16/5) pagi.
Persoalan berawal ketika pria berusia 26 tahun itu meminta aparat TNI di Pelabuhan Laut Nabire agar menertibkan arus penumpang KM. Labobar. Permintaannya dibalas dengan penganiayaan dan penikaman dengan pisau sangkur hingga Derek Adii tewas di tempat.
Tak terima pengeroyokan dan penikaman itu, beberapa warga sempat melakukan protes. Namun akhirnya dilerai aparat keamanan.
Keluarga korban yang berdomisili di Amban, Manokwari, Martinus Adii, terkejut dengan informasi pembunuhan terhadap adiknyai. Karena itu, pihak keluarga mengutuk tindakan jahat aparat tentara. “Adik saya salah apa sampai kalian bunuh? Kalian manusia atau tidak? Kenapa bahasa dibalas dengan tindakan hingga adik saya tewas? Kalian benar-benar biadab,” tuturnya.
Martinus menceritakan, korban bersama mamanya hendak kembali ke Manokwari usai merampungkan berkas-berkas sebagai CPNS di Kabupaten Deiyai.
Memprotes tindakan biadap oknum anggota Kodim 1705 Nabire, ratusan mahasiswa dan masyarakat bersenjata parang, tombak dan anak panah, menduduki Pelabuhan Laut Manokwari, Minggu (15/5) sore.
Aksi protes warga Manokwari dilampiaskan dengan memecahkan kaca ruang tunggu penumpang. Beruntung, aksi tersebut tidak berujung anarkis setelah dihentikan aparat kepolisian. (Markus) |
0 komentar:
Posting Komentar