Rabu, 13 Juli 2011 16:28 |
Empat Korban Penembakan di Mulia Dievakuasi ke JayapuraJAYAPURA—Empat anggota TNI dari Yonif 753/AVT Nabire dan yonif 751/BS Sentani, masing-masing Letda (Inf) JS, Praka NA, Pratu HRS dan Pratu S yang tertembak di Kampung Kalome, Distrik Tingginambut, Kabupatan Puncak Jaya, Selasa (12/7) pukul 07.00 WIT berhasil dievakuasi dari Mulia menuju ke Lapangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kota Jayapura menggunakan helicopter MI 17 pada Rabu (13/7) pukul 10.40 WIT. Pantauan di lapangan, proses evakuasi ke-4 korban dilakukan tertutup tanpa memberikan izin kepada wartawan yang telah menunggu beberapa jam lalu seakan akan proses evakuasi ini tak diperkenankan dilaporkan media massa. Namun wartawan yang ‘dikelabui’ tersebut berupaya untuk menyaksikan proses evakuasi ke-4 korban dari kejauhan. Ketika turun dari Helycopter ke-4 korban seketika dinaikkan di atas dua buah kendaraan jenis Kijang warna merah dan biru tua dengan No Pol DS 960 FM. Sedangkan Kijang merah tak diketahui No Pol. Alhasil, 2 kendaraan tersebut dengan kecepatan tinggi melewati jalan belakang Kodam XVII/Cenderawasih langsung membawa ke-4 korban menuju RS Aryoko untuk penanganan lebih jauh. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Ali Bogra yag dikonfirmasi via ponsel untuk memastikan identitas dan kondisi ke-4 korban, tapi tak ada tanggapan. Akhirnya para wartawan berupaya mengkonfirmasi peristiwa penembakan terhadap ke-4 anggota TNI langsung kepada Yonif 753/AVT Nabire sekaligus merahasiakan identitasnya terungkap ke-4 korban TNI masing masing Letda (Inf) JS terkena peluru di bagian kaki kanan, Praka NA dalam keadaan kritis setelah tertembak di lutut kiri dan kaki bagian kanan, Pratu HRS tertembak di telapak tangan kiri dan Pratu S terkena serpihan peluru di bagian kaki kiri. Terpisah, Sekjen TPN/OPM Wilayah Pegunungan Antonius Tabuni yang dihubungi via ponsel dari Kampung Kalome terkait peristiwa penembakan terhadap ke-4 anggota TNI menandaskan pihaknya mengharapkan agar pihak TNI segera menghentikan penyisiran terhadap pemukiman warga khususnya di wilayah Kampung Kalome. Hal ini selain melanggar HAM juga membuat warga setempat trauma serta tak bisa turun melakukan aktivitas sehari harinya. Dia menambahkan, ketika kegiatan penyisiran dilakukan TNI ternyata warga sipil seorang wanita bersama anaknya yang datang dari wilayah Philia menuju Kalome ikut tertembak. Kini kedua korban dievakuasi dari Kalome ke Philia yang jaraknya sangat jauh serta tak ada seorangpun anggota TNI yang bisa membantunya. Terkait peristiwa yang dialami kedua warga sipil tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Wachyono yang dihubungi menandaskan, pihaknya belum mendapat laporan resmi dari Polres Puncak Jaya. Walaupun pihaknya berulangkali menghubungi Polres Puncak Jaya. (mdc/don/l03) |
0 komentar:
Posting Komentar