Selasa, 05 Juli 2011

UNTAIAN DI TANAH PAPUA


UNTAIAN TANAH PAPUA
papua1.jpg

SIAPAKAH KORBAN KEMANUSIAAN DI TANAH PAPUA?KORBAN KEMANUSIAAN DI TANAH PAPUA ADALAH ORANG ASLI PAPUA
MARI KITA MENYAKSIKAN PERLAKUAN PENGUASA INDONESIA DI PAPUA




Buku ini ditulis untuk Anda
Seorang Pemuda yang Berjiwa Manusia
Jiwa Persada Tanah Papua

Santon Tekege, Pr
Judul : Hai Pemuda Papua, Siapa Dirimu? Anda yang Berspiritualitas Owaadaa
Penulis : Santon Tekege, Pr
Penerbit : Galang PRESS Yogyakarta

Ukuran : 25 m x 12 m
Tebal: ix + 116 hlm.


ISSBN :


Hak Cipta Pada Penulis.
Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa seijin penerbit dan penulis buku ini.






Untaian-untaian bunga ini kupersembahkan untuk:

Ayahku Pius Tekege polisi pensiunan Belanda, yang telah dipanggil oleh Allah dan Ibuku Magdalena Pitiyai yang telah dipanggil oleh Allah sebagai terakhir dari Marga Pitiyai Ogeiye yang telah melahirkan, membesarkan aku yang merana di tempat kelahiranku. Mamaku kedua Anastasia Moteumau Mote dan mama adik Fransina Mote dan mama adik Sisilia Mote, serta Om Simon Mote, yang telah memelihara aku, membesarkan aku dan memberikan pandangan hidupku tentang spritualitas akan Tritunggal Yang Maha Kudus.
Saudara-saudari kandungku (Refinus, Marselus, Alfret, Ancelina, dan Denny) dan anak-anak dari mama pertama yaitu Maria Tekegeumau Tekege, Oktovina, Dorthea, Meliana, Rufinus, Agustina, Orpasia dan Anton Tekege. Dengan kakak Ibu Guru Damiana Tekege, dan Bapak Guru Leo Goo, yang setia duka maupun suka membantu aku dalam bentuk apapun. Dan saudara/i ku yang tercinta Kakak Musa, Alfons, Salpinus, Sebastianus, Yohanes, Belandina, Magda dan tak lupa juga Om-om ku yang kucintai dan keluargaku Kugiyeiwode Mote, di bawah pimpinan kakak besar Timotius Mote, yang kucintai. Selanjutnya nenek moyang leluhur marga Pitiyai yang kini musnah dari Ogeiye dan nenek moyang leluhur Tekege di sekitar Danau Tage Biru.
Dan juga seluruh manusia Papua dan kosmos Papua yang sementara ini menunggu di ujung tanduk mencari tempat berpijak serta kepada pendahulu kami yang telah terbawa badai dan menjadi korban politik demi memperjuangkan kebenaran dan keadilan sejarah Tanah bangsa Papua Barat.









Motivasi:
Saudara-saudari kamu telah membuka mulutmu untuk orang yang sedang dalam bisu, untuk hak semua orang yang menderita sengsara, maka siapkanlah sampangmu, kekuatanmu, senjatamu yaitu sebagai kebenaran dan keadilan serta hati nurani, iman dan harapanmu sesuai kehendak Allah. Saudara/i kamu adalah orang benar. Walau diperlakukan secara tidak adil dan tidak benar tetapi keselamatan akan terjadi bagi manusia bangsa Papua Barat. Ingatlah bahwa ketika Yesus Wafat, kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: sungguh, orang ini adalah orang benar! Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
(Lukas 23:47-48).







MISI BERARTI MENINGGALKAN
Misi berarti meninggalkan,
Pergi,
Melepas segala sesuatu, keluar dari diri sendiri,
memecah dinding keegoisan
yang memenjarakan kita
dalam ke-AKU-an
Misi berarti berhenti berkisar
pada diri sendiri
seolah-olah kita adalah pusat dunia dan kehidupan
Misi berarti menolak keterikatan
pada masalah-masalah dunia yang kecil
di mana kita termasuk di dalamnya:
KEMANUSIAAN ITU JAUH LEBIH BESAR
Misi selalu berarti meninggalkan,
tetapi tidak selalu mengadakan perjalanan.
Di atas semua itu,
Misi berarti MEMBUKA DIRI SENDIRI BAGI SESAMA
SEBAGAI SAIDARA/I, MENEMUKAN MEREKA,
MENJUMPAI MEREKA.
Dan jika, untuk menemukan mereka dan mencintai mereka
dan mencintai mereka
perlu menyeberangi LAUTAN
dan TERBANG MENGARUNGI CAKRAWALA
maka,
MISI BERARTI PERGI SAMPAI KE UJUNG DUNIA



JERITAN KEBEBASAN MUTLAK

Saudara-saudari di Tanah Bangsa Papua Barat, kita tahu kondisi dan situasi saat ini too…….orang-orang Papua dalam situasi kepunahan ini dan selalu dalam membabi buta kita ini seperti binatang padahal kitong ini manusia baru. Siapa bilang kitong ini dalam keadaan yang baik dan aman dalam eksistensi manusia Papua ini. Di balik kehidupan manusia Papua itu selalu menuai dengan kejahatan dan kematian manusia tiap hari. Kitong ini seekor binatangkah? Seekor ayam dan atau bebekkah? Atau seekor babikah? Kitong uda tahu saat ini bahwa banyak orang Papua tewas dari berbagai macam ulah dari manusia. Penyebab-penyebab tewas ini karena orang lain memandang kita orang Papua sebagai orang separatis yang pengacau Papua ini dan tidak mau memandang orang Papua di Tanah ini akan eksistensi manusia. Lalu kitong mengatakan kitong pu tanah. Ruang untuk mengatakan ekspresi dan hak kitong, uda dibatasi oleh manusia lain. Lalu kapan mengatakan ini, kitong pu Tanah Papua?
Saudara-saudari saat ini untuk mengatakan akan kebenaran kita sebagai orang Papua di atas tanah ini. Inilah saatnya untuk menyuarakan dan memperjuangkan manusia untuk memperoleh kebebasan. Kebebasan sebagai inti eksistensi manusia Papua. Saudara-saudari KEBEBASAN ADA-BAGI-DIRI ORANG PAPUA. Tunjukkanlah manusia Papua sebagai eksistensi manusia yang khasnya sebagai orang Papua tulen dengan menyuarakan dan bergerak kebebasan tanah ini.
Saudara-saudari seluruh orang Papua, kitong tau too…..kebebasan merupakan RUANG KOSONG yang menjadi arena perkembangan eksistensi manusia Papua, maka dengan ini manusia Papua menjadi perkembangan terus-menerus akan kebebasan. Perkembangan tidak lain adalah penentuan makna kehidupan atau kakikatnya keberadaan orang Papua. Demi penentuan diri ini, manusia Papua secara eksistensial identik dengan kebebasan. Saudara-saudari kami tidak bermaksud di sini kebebasan sebagai suatu sifat saja. Namun kebebasan manusia merupakan hakikat eksistensi manusia seluruh orang Papua. Jadi, adanya Manusia Papua merupakan identik dengan kebebasan. Manusia orang Papua adalah kebebasan. Hal lain yang dengan sendirinya tersirat dalam kebebasan saudara-saudari seluruh orang Papua adalah manusia senantiasa harus membentuk diri sendiri dan merancangkan hidupnya.
Sobat-sobit seluruh orang Papua, inti kebebasan penentuan diri yang berakibat bahwa manusia orang Papua berhadapan dengan ikatan ruang gerak, norma atau kewajiban di situlah manusia Papua ada dalam bahaya kepunahan ras. Sebab itu, dalam situasi itu, manusia seluruh orang Papua menghadapi kemungkinan dan berkaitan erat dengan itu: pilihan amat dasar ialah mempertahankan diri sendiri dengan menyuarakan kebenaran dan keadilan di tanah Papua. Tiap-tiap pelanggarakan terhadap kebebasan adalah pelanggaran hidup manusia seluruh orang Papua. Maka saudara-saudari orang Papua, demi kepentingan kita sebagai orang too…….sendiri, orang Papua harus mengembangkan sikap defenitif terhadap tiap pelanggaran kebebasan, KEBEBASAN YANG MUTLAK yaitu KEMERDEKAAN PENUH.
Saudara-saudari orang Papua bergeraklah hati bersama-sama untuk membela dan menyuarakan kebebasan ini. Tunggu apa lagi? Tunggu siapa? Mari kitong sama-sama bergabung dan bergandengan dalam damai lawan kekerasan dan ketidakadilan serta pemusnahan orang Papua ini.
UNGKAPAN KESEDIHAN KARENA PERANG BIOLOGIS

Pace, Mace, Om,Tete, Nene, Teman-teman Mahasiswa/i, dan pemuda-pemudi di tanah bangsa Papua Barat, kita tahu bersama-sama bahwa kitong pu tanah Papua kondisi dan situasi saat ini. Saat ini kitong uda tahu keadaan politik, sosial, dan ekonomi sangat disayangkan di tanah Papua dewasa ini. Fakta-fakta racun makanan dan minuman teracun, penculikan dan miras sangat dikwatirkan dan lebih meresahkan lagi bagi kita manusia. Lalu kita lihat lagi kitong pu pace yang satu ini, elit-elit politik yang mengacaukan bangsa Papua Barat dari orang yang tidak nampak dan tidak dikenal. Banyak trilium dana yang mengalir dikalangan masyarakat lain untuk membabi buta masyarakat sipil Papua menuju kepunahan ras Melanesia. Namun sangat disayangkan rencana itu akan gagal karena adanya kebenaran dan keadilan di tanah Papua. Kitong uda tau saat ini too……sangat banyak orang tewas akibat dari berbagai penyakit. Bukannya meninggal? Ya…… tewas akibat ulah manusia yang tidak enak dengan eksistensi manusia lain di bangsa Papua Barat.
Pace, Mace, Om, Tante, Tete, Nene, Teman-teman Mahasiswa, dan Pemuda-pemudi bangsa Papua Barat sangat diharapkan memperjuangkan manusia yang lain agar manusia Papua memperoleh kebebasan. Kebebasan pada diri kita sangat diharapkan pada yang memainkan peranan akan hidup di tanah Papua. Pace, Mace, Om, Tante, Tete, Nene, Teman-teman Mahasiswa, dan Pemuda-pemudi, mengapa kebebasan itu sangat perlu bagi manusia? Karena klu adanya kebebasan pada manusia, maka manusia dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan mutlak. Kebahagiaan yang mutlak adalah kebahagiaan yang penuh dengan situasi dan kondisi yang aman tanpa adanya gangguan dan hambatan. Tapi apakah situasi di Tanah Papua seperti itu? Pasti sobat-sobat menjawab tidak aman. Untuk itulah sangat diharapkan untuk menyuarakan kebebasan manusia sangat dibutuhkan demi terciptanya kedamaian dan kebahagiaan manusia Papua di Tanah Papua.
Saudara-saudari yang bereksistensi di Tanah Papua, kitong tau too…kebebasan pada hakekatnya adalah kemerdekaan, kedewasaan, dan kemandirian secara penuh. Hal-hal ini diperoleh klu situasi dan kondisi aman tanpa adanya pembatasan dari pihak manapun. Apakah saudara-saudari yang ada di Tanah Papua uda memperoleh kebebasan tanpa adanya pembatasan dari pihak lain? Klu saudara-saudari menjawab TRADA berarti gunakanlah kesempatan ini untuk dapat menyuarakan kebenaran dan keadilan dalam kebebasan ke seluruh pelosok daerah di Tanah Papua. Klu saudara menyuarakan berarti dapat menyelamatkan manusia Papua dan sumber daya alam. Sumber kekayaan alam itu juga perlu adanya kebebasan. Tapi intinya bahwa perlu adanya kebebasan yang mutlak di mana mereka bereksistensinya yaitu orang Papua.
Himbauan kami mari kitong dapat menyuarakan bersama-sama demi menyelamatkan manusia dari berbagai macam penyakit, keracunan makanan dan minuman, Miras: (Minuman Raja setan), dan penculikan. Jangan takut menyuarakan KEBEBASAN MANUSIA, kalau memang mewujudkan berarti KEBENARAN dan KEADILAN ada di pundak saya dan saudara-saudari. KEBENARAN dan KEADILAN HIDUP SELAMA-LAMANYA. SEMOGA TUHAN MENYERTAI SAUDARA-SAUDARI KARENA MENYUARAKAN KEBENARAN DAN KEADILAN MENUJU KEBEBASAN MANUSIA PAPUA.

CUCURAN AIR MATA KALA AKU DITINDAS

Saudara-saudari orang Papua, apakah kita akan mengikuti jejak dengan aman di bawah tekanan represif neokolonialisme Indonesia? Ketika bangsa Papua Barat, dianeksasi oleh pemerintah kolonial Indonesia, Amerika, dan PBB. Saat itulah hingga dewasa ini, kitong Bangsa Papua Barat, sungguh mengalami kecemasan manusia Papua dalam penderitaan yang panjang tanpa batas akhirnya bahkan kini pemusnahan manusia Papua lewat makanan dan minuman serta perampasan sumber daya alam bangsa Papua Barat, oleh neokolonial Indonesia beserta kroni-kroninya dengan suara yang halus lantang bahwa seluruh kekayaan alam bangsa Papua Barat ialah milik neokolonialisme Indonesia berserta kroni-kroninya. Apakah kitong orang Papua tetap diam dan nontong saja dengan mengiakan atau lawan? Marilah kitong menyuarakan dan menggerakkan untuk bertindak saat ini untuk melawan sang Pengisap manusia dan Sumber Daya Alam yang sedang memainkan angklung di tengah bangsa Papua Barat? Apakah ada jawaban saya dan saudara-saudari di Tanah papua?
Kehidupan kita orang papua sedang dan akan diliputi dengan terror, intimidasi, penghilangan nyawa manusia Papua dengan nampak secara paksa oleh Indonesia terhadap Bangsa Papua Barat. Untuk menghabiskan orang Papua, bangsa Indonesia sedang memakai penyusupan di kampus-kampus perguruan tinggi di Papua dan di daerah-daerah terpencil telah dipasang oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan KOPASUS. Mereka dipasang Indonesia dengan tujuan melakukan penyusupan dengan cara yang sangat sistematis dan terstruktur seperti tugas mengajar di perguruan tinggi maupun di daerah-daerah pedesaan seperti di Waris Arso dan daerah lain. Tugas-tugas mereka sebagai guru dan penyaring informasi yang cukup professional. Saudara-saudari mari kitong lawan mereka itu, kapan lagi dan tunggu siapa lagi? Kita lawan dengan senjata kebenaran dan keadilan menuju kebebasan kita orang Papua.
Saudara-saudari seluruh orang Papua, Sejarah Kemerdekaan Papua sebagai suatu kebenaran yang sah yang dibungkam dalam hati saudara-saudari orang Papua. Kitong tau too…..bahwa kitong ini orang tulen bangsa Papua Barat, maka marilah kitong lawan dan menyuarakan kebenaran dan keadilan yang ada dalam hati terdalam. Saudara-saudari klu kitong lawan dengan senjata kebenaran dan keadilan, maka kebenaran dan keadilan ada pada pundak kita orang Papua. Caranya untuk melawan adalah kitong sama-sama bergandengan tangan bersatu dalam satu kebenaran dan keadilan demi menyelamatkan manusia Papua dan sumber daya alam serta menyuarakan kebebasan orang Papua dari intimidasi dan pemusnahan ras kulit hitam di Papua menuju kebebasan mutlak yaitu kemerdekaan, kedewasaan dan kemandirian orang Papua secara penuh.
Saudara-saudari tunggu apalagi mari kitong bergerak hati dan lawan. Kapan lagi kalau bukan kitong ini. Semoga saudara-saudari orang Papua menyertai oleh Tuhan dalam menyuarakan KEBENARAN DAN KEADILAN DI TANAH PAPUA MENUJU KEBEBASAN MUTLAK.
*Tunggu tertindas lagi atau bangkit lawan*

SAUDARA-SAUDARI MARI BERSAMA-SAMA BERGANDENGAN TANGAN UNTUK MELAWAN PENJAJAH NEOKOLONIALISME INDONESIA

JERITAN SUARA KEBENARAN

Aku mengabarkan keadilan
dalam jemaat yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku,
Engkau juga tahu, ya Tuhan.
Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku,
Kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan,
Kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaat yang besar
Engkau, Tuhan, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku,
Kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu!
(Mazmur 40:10-12).

Maju bersama adalah keharusan dalam medan perjuangan adalah kebanggaan
Perjuangan orang Papua adalah perlawanan dengan menggunakan bibir mulut,
Bukan dengan moncong senjata dan sejenisnya. Jadikanlah perjuangan yang bermartabat.
Jeritan suara kebenaran orang Papua;
Aku mencucurkan air mata jika mendengar jeritan suara kebenaran orang Papua dan kosmosnya.
Aku bertanya manusia pemegang kuasa di bumi ini;
Di manakah
KEBENARAN & KEADILAN?
Jeritan suara kebenaran orang Papua adalah data. Jeritan korban adalah kebenaran. Suara orang Papua adalah suara Tuhan.
Tuhan kami masih ingin menyuarakan suara kebenaran dari rumput, pohon, batu, air dan apalagi dari manusia, maka utuslah aku ke tengah dunia menyuarakan suara itu, suara-Mu.
Kami bersyukur karena kami diutus menjadi abdi-Mu dalam menyuarakan suara rakyat tertindas, karena suara mereka adalah suara Tuhan.
Hatiku selalu mengidamkan kebebasan;
Bebas dari segala penindasan
Dan bebas untuk menuju Papua baru yang diimpikan masyarakat Papua;
Papua yang penuh damai dan bahagia
Rasanya sudah mulai diambang pintu
Ketoklah hati-Mu dan dalam hatiku untuk membangkitkan semangat kebebasan.
Siapakah yang akan menghibur dan menghapuskan derail air mata kami, suara orang Papua? Siapakah yang akan berpihak kepada kami kaum miskin, tertindas dan marginal? Siapakah yang mendengarkan jeritan kami suara orang Papua? Siapakah yang berpihak kepada kami yang tidak punya kuasa dan pengaruh?
Siapakah yang menetralkan genocida yang terjadi di Papua? Bukankah, keselamatan jiwa-jiwa adalah hukum yang paling tinggi dan utama?
Apakah saudara/i mendengar jeritan ini? Mengapa ada jeritan? Apakah orang Papua menjerit atas pelanggaran HAM dan ketidakadilan yang semakin hari semakin meningkat?
Jika saudara/i melihat
Anda mendengar pelanggaran HAM meningkat dan ketidakadilan tercipta. Apakah dikala itu hatimu berdebar? Jika hatimu berdebar, maka engkau pandanglah sandiwara itu saudara/i. Jeritan suara orang Papua adalah suara kebenaran Tuhan!
Maju menegakkan kebenaran dan keadilan adalah keharusan bagi semua orang yang beretiket baik;
Dan mati demi menegakkan kebenaran dan keadilan adalah kebanggaan.
Satu orang mati dan ditangkap, tetapi tumbuh seribu.
Perjuangan tak akan pernah padam dan pudar selagi ada anak negeri yang berani melawan neo-kolonialisme, neo-imperialisme dan militerisme yang tercipta di Papua.
Perjuangan melawan neo-kolonialisme, neo-imperialisme dan militerisme harus teruskan dikobarkan, sampai titik penghabisan, yaitu Papua terbebas dari penindasan, karena sudah diambang pintu akan kebebasan mutlak, maka kobarkanlah semangat iman kepercayaan dan kekuatan dari Tuhan.
Bersandarlah seluruh kekuatan dan tenagamu serta akal budimu kepada Tuhan Kakak Yesus Kristus, supaya terhindar dan terbebas segala aspek ketidak benaran dan ketidakadilan dalam dunia ini.

Ikutilah dan pahamilah jeritan dan harapan serta niat suara kebenaran dan keadilan orang Papua berikut ini.













HALUAN KATA

Pertama-tama saya manaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas pertolongan, rahmat dan inspirasi-Nya, penyair dapat melukiskan jeritan dan harapan manusia Papua yang termaktub dalam tesis untaian ini.

Untaian-untaian yang tertuan dalam tesis modul ini merupakan renungan dan refleksi pribadi atas terang iman dari berbagai realitas yang telah, dan akan terjadi oleh manusia Papua. Realitas tersebut begaikan kabut kegelapan yang mengikuti dinamika hidup manusia Papua. Hal tersebut menghancurkan sel-sel hidup bermasyarakat, mengacaukan kesadaran, menggelapkan pandangan, menghancurkan seluruh impian dan harapan manusia Papua. Saya sengaja mengangkat ingatan penderitaan (kabut kegelapan) yang dialami oleh masyarakat Papua selama ini agar masyarakat memandang kabut kegelapan tersebut secara innovatif, memahami secara kritis, mengahayatinya secara realistis, mengyikapinya dengan penuh keyakinan dan selalu dikenang serta dirayakan terus-menerus. Dengan demikian, ingatan tersebut lama-kelamaan menjadi bagian dari hidup yang selalu memberikan semangat baru untuk memperjuangkan hidup baik dan demi terwujudnya Papua yang innovatif yang dirindukan oleh masyarakat Papua.

Akhirnya penyair mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan perhatian berupa moril maupun materi dari semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tesis modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi para pembaca di mana saja berada.


Penyair

Santon Tekege




GUNUNG-GEMUNUNG

Bukit dan Gunung kediamanku dan sepermainanku
Hari ke hari aku memandang ke atas dan ke sampingku
Kini engaku pun sejajar dengan aku bahkan meninggalkan aku
Habislah masa hidupku dan goyanglah jiwaku
Oh, Gunung…..saudaraku…..jantung aku
Kini tidak bersaudaraku lagi
Mengapa saudara bersaudara dengan perusahan dan iblis pemusnah manusia
Kapan kita berjumpa kembali………..tapi rasanya tidak bisa lagi…….namun
Dengan bercucuran air mata nyatanya bisa mencapai puncak yaitu kebebasan
Kosmosku

Kini engkau tinggal sisa hidup dan hilang dari tatapanku
Berapa ribu raksasa pemungkas jiwamu dan jiwaku
Gunung, saudara, kau ibuku satu-satunya
Kini hancurlah tempat mengadu nasib kian hari dimakan habis oleh bapak Mr. tuan perusahan dan iblis pemusnah manusia

Gunung, saudaraku
Sungguh saya mencintaimu dan merindukan engkau
Bahkan daraku juga mengalir ke mana-mana
Aku bukan sapi, aku bukan kambing, aku bukan babi
Mengapa terjadi demikian? Dari hari ke hari satu pergi, satu hilang
Engkaulah harapanku masa depan hidupku
Siapa yang menyelamatkan?
Aku sendiri rasanya tidak bisa berhadapan dengan kedua saudara ini
Dengan sedih hati dan hancur lara aku hanya menyapa tolong……..
Tolong……..tolong……..tolo…….ng kepada Bapa di Surga
Selamat jalan gunung dan bukit saudara-saudaraku tercinta.




Port Numbay, 18 November 2007
Di kala aku termenung memandang Puncak Gunung Grassberg
Di tengah menatap misi hidup,
Santon Tekege









ENGKAU BANGSA PAPUA KU

Jauh dilubuk hatiku, masih terukir namamu Papua
Jauh di dasar jiwaku engkau………masih kekasihku
Tak bisa tahan lagi laju angin……….
Untuk semua kenangan yang lalu dalam duka……..
Menghapuskan sepi………merobek hatiku………..

Meski raga ini milikmu……..Papua
Namun di dalamnya sungguh Papua hidup
Entah sampai kapan……….ku tahan kan rasa cinta…….ini

Jauh di dalam lubuk hatiku masih terukir namamu………Papua
Jauh di dasar jiwa ku…….
Engkau masih kekasih ku……….oh tanah bangsa Papua Barat (masih kekasihku)
Dan ku berharap semua ini………..
Bukanlah kekeliruan seperti yang ku kira
Seumur hidup ku…………akan menjadi doa untukmu…..

Andai saja waktu bisa
Kutemukan kembali…………
Akan kuserahkan hidup ku di………sisi mu……..Papua
Namun ku tahu itu takkan mungkin terjadi
Rasa ini menyiksa ku………..
Sungguh-sungguh menyiksa ku………..
Namun nyatanya akan terbukti kehendak rencana Tuhan
Sehingga kembali menjadi bangsa Papua Barat ku tercinta dalam kedalaman lubuk hati ku dan seluruh niat dan harapan dari masyarakat akan pengakuan sepenuhnya menuju KEMERDEKAAN MUTLAK.





Port Numbay, 1 Mei 2007
Ditengah Merenungkan Sejarah bangsa Papua Barat kembali bergabung dengan NKRI secara paksa dan distorsi Sejarah dengan berbagai tindakan kekerasan, ketidakadilan dan pembodohan dalam penggunaan bahasa sehingga orang-orang Papua diajari bahasa untuk mergabung dengan bangsa pengecut Indonesia.
Santon Tekege






PAPUA SEDANG DUKA NESTAPA DAN HARAPAN BANGSA PAPUA BARAT

Kediaman kami di suatu pulau
Sebelum kami kontak dengan dunia luar,
Kami menata hidup sedemikian rupa
Kami membangun relasi dengan sesame, alam dan para leluhur
Jika salah satu relasi memgalami kedisharmonisan,
maka hidup kami terasa kehancuran
untuk memgembalikan kedisharmonisan itu, kami hendak melakukan berbagai kegiatan salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah ritus
Ritus itulah yang kami memiulihkan kedisharmonisan

Relasi kami dengan sesame sangatlah menentukan hidup kami
Hidup komunitas manusia itulah yang lebih utama
dalam dan melalui komunitas manusia lain,
Kami berusaha terus-menerus untuk
mencapai harapan yang menjadi harapan dari segala upaya kami adalah hidup baik
hidup baik yang dimaksud adalah DAMAI, SYALLOM, BAHAGIA,
menghargai orang lain, mengasihi, melayani, dan resiprositas dalam hidup kami sebagai saudara/i manusia.

Ada dua hal nilai yang sangat penting dan mendasar
Kedua nilai yang dimaksud adalah nilai relasi dan mengumpulkan kekayaan
Inilah dua kunci uatama mencapai hidup baik
Semua nilai lain berporos pada kedua nilai tersebut,
namun di lain sisi nilai mengumpulkan kekayaan juga bermuara ke nilai relasi
karena dalam dan melalui kekayaan dapat mengumpulkan

Nilai-nilai yang lain bermuara pada nilai relasi,
berkiblat pada nilai baik
kedua nilai dasar tersebut di atas dan juga nilai-nilai yang lain,
didukung oleh norma-norma
Norma-norma, peraturan ditetapkan oleh tua-tua adat
Hidup baik itu tercipta apabila norma-norma
yang ditetapkan ditaati dan ditepati serta diamalkan
Semua warga yang ada di kampung mematuhi dan
menginternalisasikan norma tersebut serta
diterapkan dalam hidup sehari-hari
Apabila norma itu tidak ditaati,
maka salah satu relasi akan tergeser
kamunitas kala itu menjunjung tinggi norma yang ada

Kami juga mempunyai kepala suku
Kepala suku kami tidak otoriter
Ia adalah seorang figur yang fasilisator, moderator,
Ia mampu merangkul warganya dengan penuh wibawa
Ia adalah seorang figur yang menghargai kebebasan warganya
Ia seorang yang mampu menyesuaikan diri,
mempunyai kemampuan mendengarkan, dan lagi bijaksana
Ia bukan seorang figur yang militarisme, ambisius, pelahap, dan manipulator

Kami menikmati hidup dengan bebas,
dalam arti bebas yang bertanggung jawab
Kami hidup dalam suasana DAMAI, TENTRAM
Walaupun ada perang antar suku,
setiap pihak mematuhi etika perang
tidaklah seperti sekarang yang membunuh rakyat sipil
tanpa bukti kesalahan yang jelas
Kala itu kami dengan leluasa menikmati KEDAMAIAN
Kala itu kami dengan BEBAS melakukan aktivitas demi mempertahankan hidup
Kala itu membangun keharmonisan dengan sesame, alam dan leluhur.

@@@

Saudara/i tercinta namun, ketika kami bergabung dengan manusia penyerobot,
dan masuk dalam bingkai NKRI, kami mengalami krisis multi dimensi
suasana keharmonisan yang tertata menjadi khaos
Tempat kediaman, tempat mencari nafkah, berburu, tempat mencari kehangatan
Bercocok tanam telah dicerobot oleh manusia lain yang serakah
Kekayaan alam kami disedot habis-habisan oleh manusia
yang tidak peduli dengan manusia setempat
Hutan dan tempat keramat kami telah dirusak
Tempat-tempat kultis kami dipadati dengan manusia
dan penuh dengan berbagai hiruk pikuk

Satu-satunya alam sebagai ibu kami
semakin hari semakin tua dan kurang produktif
Kami yang mendiami di atasnya menjerit-menjerit,
bagaikan tikus yang dikejar oleh kucing pada malam hari,
mencari tempat perlindungan
Hari demi hari kami menjerit-jerit
Mencari tempat untuk mempertahankan hidup

Kami tinggal di daratan yang luas,
namun areal kami semakin hari semakin sempit
hanya karena dikuasai oleh penyerobot tanah adat
Tanah adat kami diserobot oleh para penguasa,
sehingga kami melarikan diri ke pegunungan, pinggir pantai,
dan semakin tersisih di sudut-sudut kota
Pusat kota dikuasai oleh para penyerobot tanah adat
Ruang regak kami semakin sempit
Daratan rendah dan datar dikapling-kapling dan
Menjadikan tanah milik para penyerobot
Kami hanya membangun gubuk kami dilereng-lereng gunung
Janganlah heran, bahwa ada rumah dilereng gunung, pinggiran pantai atau danau
Itulah kediaman kami

Sementara kami tersisih, malah pemerintah menguntit kami
Mereka memberi tahu bahwa tanah ini milik Negara,
Bukan milik komunal, tanah adat
Bila kami melawan, mereka mencap kami SEPARATIS TPN/OPM
Mereka mengira bahwa kami SEPARATIS TPN/OPM karena kami tinggal dihutan
atau membela akan manusia dari KETIDAKADILAN DAN KETIDBENARAN
Juga mencap kami sebagai SEPARATIS TPN/OPM
Rupanya para penguasa pura-pura tidak tentang cara hidup kami

Bagaikan kami hidup di tengah hutan tenang, banding hidup di kota
Mengapa?
Karena jika kami hidup di kota kami semakin tersisih
dan mengalami kesusahan, bahkan banyak cemoohkan
Menghujani diri kami oleh penyerobot tanah adat

Kami tidak bersedia menerima penyerobot-penyerobot tanah adat tersebut
Kala kami melakukan aksi sebagai tanda protes
terhadap kehadiran penyerobot
Apa reaksi dari penyerobor?
Para penyerobot bekerja sama dengan orang yang mempunyai alat Negara
Kala itu, kami berhadapan dengan senjata modern yaitu senjata KEBENARAN dan KEADILAN dan suara kami sebagai SUARA TUHAN
Diintimidasi, diteror, ditendang,
bahkan kami dicap sebagai kaum SEPARATIS TPN?OPM
Akhirnya mereka menangkap teman, saudara/i
bahkan teman-temanku ada yang dibunuh
Kami tidak berdaya melawan mereka yang mempunyai power itu
karena takut ditangkap, disiksa, dan dibunuh,
Kami yang lain melarikan diri ke Negara tetangga atau di hutan-hutan dengan menderita kelaparan
Akhirnya penduduk lain menduduki di wilayah
produksi makanan dan tempat tinggal kami

Kadangkala para penyerobot tanah adapt memberi janji-janji bohong
Janji-jani itu tidak tepati
Ketika kami menuntut janji para penyerobot
Mereka tidak mendengarkan permintaan kami

Apa reaksi mereka kala kami menuntut hak huyat kami?
Mereka bekerja sama dengan para penyerobot penguasa yang punya power
dan balik melawan kami dengan berbagai tindakan kekerasan
Semua tindakan itu dilakukan oleh mereka untuk meredam permintaan kami
Kadangkala mereka memberikan sesuatu barang tidak sesuai dengan permintaan kami
Kami tak melupakan berbagai tindakan kejahatan yang tertuju kepada kami
Semua tindakan ini menjadi dilemma yang tergores dalam lubuk hati kami
Ingatan peneritaan MEMORIA PASSIONIS ini tetap saja
Mengikuti derap langkah kami

Melihat berbagai tindakan dari para penguasa dan rakyatnya
Yang tidak memperhatikan keteraturan/keselaran alam,
Maka kami merasa kwatir akan musnahnya flora dan fauna serta segala isi bumi Papua
Pada saat ini kami merindukan agar tata alam Papua tetap lestari
Kami melarang para transmigran dari luar
Papua yang menyerobot tanah milik adat
Kami tidak menginginkan tanah milik adat menjadi milik elite-elite serakah
Kami juga tidak menginginkan agar tidak menguras kekayaan alam Pupua,
Tetapi mencintai tata alam dengan melestarikan
Keselarasan alam, menghargai hak ulayat tanah adat,
Mengingatkan dialog kualitatif dan
Persuatif jika pemerinyah membutuhkan tanah.
Kami tidak mau mengalami kegetiran yang kami lalui selama ini
Kami mau hidup di atas tanah adat hidup kami dengan leluasa,
tanpa ada unsure penindasan
Kami tidak mau korban berjatuhan di atas tanah adat kami
Sebab kami melihat bahwa anak negeri orang Papua menjadi korban politik
Inilah harapan dan kerinduan kami.

Selama ini kami berteriak dan mengemukakan harapan orang bangsa Papua Barat tersebut,
Namun kerinduan kami menjadi mimpi siang bolong,
Kerinduan kami tidak ditanggapi oleh pemerintah
Malah tindakan kejahatan terhadap alam semakin hari semakin meningkat
Kami yang berteriak menjadi korban politik yang tidak berkemnusiaan
Melihat hal itu tersebut, kami hanya bertanya:
Apakah kerinduan akan keselarasan akan terwujud?
Siapakah yang akan menjawab kerinduan dan harapan kami?

@@@

Kami adalah suku terbesar kala itu
Namun kini manusia satu persatu hilang dan terbawa angina, lautan, para penguasa
Yang mempunyai power
Kami sangat prihatin dengan teman kami terbawa oleh penguasa tangan besi
Kami prihatin dengan teman kami dibantai
Kami dijadikan sebagai hewan buruan yang diburu
Ketika kami melawan atas tindakan kebiadaban ini,
Kami dihadapkan situasi yang dilematis
Kami dihadapkan dengan penguasa tangan besi
Kami dihadapka dengan manusia pengintai
Ketika kami melawan, kami disiksa, ditendang, diteror, diintimidasi
Tidak hanya sebatas itu, tetapi dipenjarakan dan dibunuh
Nyatanya pelanggaran HAM kian hari kian meningkat
Kami tak mampu melawan dengan kekuatan yang dilengkapi dengan alat modern
Kekuatan kami terbatas,
Kami tak berdaya menghadapi semua tindakan kekerasan yang menghilangkan teman kami.

Rupanya tingkat kejahatan kemanusiaa
Tehadap manusia Papua kian hari kian meningkat
Berbagai operasi-operasi dilancarkan, baik secara diam-diam dan
Juga terang-terangan semakin terencana dan terstruktur
Rasa-rasanya suku-suku asli Papua semakin terancam punah.

Kami dibantai satu persatu,
Baik melalui tindakan langsung maupun dengan tidak langsung
Kami yang dulunya mayoritas,
Sekarang kami menjadi minoritas hanya karena
Teman-teman kami terbawa arus
Ketika melihat itu, kami merasa tersisih dan hidup kami tidak aman
Kami merasa kehilangan orientasi dan arah hidup
Ke mana saja kami pergi diliputi penuh ketakutan,
Sebab di mana-mana burung elang berkeliaran
Burung elang tersebut mengepakkan sayapnya
Dan mencari mangsa untuk dimangsa.

Kami tidak mempunyai tempat untuk berpijak dan berteduh,
Sebab tempat persembunyian kami sudah diserobot
Kalau pun kami bersembunyi, tetap saja dimangsa oleh burung elang
Melihat hal itu, kadang kami bertanya:
Apakah manusia Papua akan musnah?
Adakah waktu bagi manusia Papua menjadi tuan rumah di atas tanahnya sendiri?

Kedatangan para penyerobot membuat kami tersisih
Ruang gerak untuk mengembangkan eksistensi kami dibatasi
Teman kami yang mempunyai niat untuk mengembangkan kekhasan budaya kami ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh oleh pihak penguasa tanah Papua
Jika membuat kios, dicap membiayai OPM
Jika mengarang lagu, dicap sebagai gerakkan separatis
Dengan pengalaman pahit ini sekarang kami takut
Untuk mengembangkan kekhasan budaya kami
Kami melakukan aksi sebagai tanda protes,
Namun kami dicap sebagai kaum separatis
Rupanya ruang gerak kami dalam mengembangkan kekhasan dibatasi dengan ungkapan SEPARATIS dan disusul dengan berbagai tindakan kejahatan.

Kapan berakhir permainan ini, kita nontong saja, sebab permainannya sangat seru
Babak satu selesai, muncul babak satu dengan babak berikutnya lagi
Saling isi dan mengisi anatara babak satu dengan babak berikutnya,
Babak pertama belum sampai tuntas, muncul babak baru lagi,
Sehingga di sini terjadi tumpukan para pemain
Lapangan ini tidak sanggup dimuati lautan
Manusia dengan begitu banyak regu yang masih terus bertanding
Lapangan ini dijadikan percaturan adu fisik dan psikis yang sangat seru
Bagi pemain yang tidak mampu dan tidak berdaya ketika lawan dengan regu babak baru ini, minta undur diri atau dilengserkan oleh babak baru yang mempunyai powernya begitu kuat memasuki percaturan adu fisik dan psikis masih banyak regu babak-babak yang lama mengadu fisik dan mental yang sangat seru di pentas bumi Papua.

@@@

Selain itu, pelecehan harkat dan martabat semakin menjadi-menjadi banyak cemoohkan menghujani kami anak negeri Papua
Banyak stigma yang tertuju kepada kami
Kami dicap manusia pemabuk, bodoh, jijik, pemalas, pengemis, dan lain-lain.

Jika kami salah bicara atau bertindak, kami ditertawai,
Dan menjadi bahan omongan manusia penyerobot
Masih banyak tindakan lainnya tertuju kepada kami
Stigma-stigma seperti ini sudah terpola sejak Papua integrasi ke pangkua NKRI
Sehingga tidak dapat dihilangkan dari mulut manusia penyerobot
Rupanya berbagai stigma inilah yang membuat kami tersisih
Rupanya nilai-nilai luhur kemanusiaan diinjak-injak.

Melihat-hal-hali itu
Kami merasa kecil hati
Kami merasa tersisih
Kami merasa kehilangan orientasi
Kami mengalami krisis identitas
Kami semakin hari semakin melarat

Kami semakin tersisih dan tersisih
Saat ini kami hanya merenungkan kembali masa keharmonisan yang dialami oleh nenek moyang kami
Di mana para nenek moyang kami menikmati hidup dalam suasana yang TENANG, DAMAI, SEJAHTERA

Apakah yang manusia Papau buat untuk keluar dari berbagai tindakan yang membelenggu hidup kita?
Akankah manusia Papua akan hidup dan berkembang dan menjadi tuan di atas tanahnya sendiri?

Kami tidak berdaya menghadapi para penguasa dan burung elang yang terbang kian kemari mencari mangsa
Kami hanya berteriak minta tolong kepada manusia lain yang mempunyai prihatin dengan jeritan anak negeri Papua, tolong bebaskan kami…..
Sebab hidup kami semakin terancam dan
Kami anak negeri sudah menjadi kepunahan
Rupanya kami juga mengalami pengalaman yang sama yang pernah dialami oleh suku India di Amerika dan suku Aborigin di Australia

Mengingat pelanggaran HAM dan genocide yang terjadi di Papua,
Kami berteriak kepada Negara kami untuk berdialog
Namun rupanya bungkam dengan suara kami
Suara kami tertawa angina timur
Aku muak dan bungkam mendengar teriakanmu, katanya

Rupanya Negara tidak mempunyai kuping untuk mendengarkan teriakan kami
Rupanya jeritan bangsa Papua Barat tidak terrealisir
Segala daya-upaya yang dilakukan oleh kami untuk berdialog tidak ada gunanya
Hanya buang-buang energi, waktu dan material
Harapan kami untuk berdialog hanyalah sebagai impian semata
Kerongkongan kami hanya untuk berteriak minta tolong.
Tetapi SEGALA SESUATU ADA UNTUK MEMBALIKKAN BANGSA PAPUA BARAT SEUTUHNYA

Kami berteriak kepada penguasa negeri ini dan rakyatnya untuk mengangkat dan menghayati serta mempraktekkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila,
Seperti cinta kasih, kebaikan, kejujuran, demokrasi, kemanusiaan, persatuan, subsidiaritas, namun rupanya suara kami tidak didengar dan malah tindakan kejahatan semakin hari semakin meningkat teriakan kami malah dibahas dengan kejahatan rupanya penguasa dan rakyatnya bukan mencintai dan menghayati nilai-nilai malah mencintai kejahatan.

Rupanya niali-nailai luhur dalam falsafah diganti dengan nilai-nilai kejahatan, yakni serakah, menyerobot, KKN, membunuh, mencuri, menganiaya, memperkosa, mengintimidasi, mengesampingkan, mengeksploitasikan, memodifakasi, mencemooh, mengesampingkan, membodohi, otoriter, dictator, memprovosi, memecah-belah, mengutamakan SARA, pilih kasih, tidak demokratis, tidak jujur, tidak adil, tidak menghargai harkat dan martabat manusia lain, dsbnya
Rupanya nilai-nilai falsafah hanya diucapkan dibibir saja dan tidak diterapkan dalam hidup sehari-hari.

Melihat hal tersebut, kami sering kali bertanya:
Kapankah nilai-nilai luhur dalam falsafah itu diangkat dan dipraktekkan?
Apakah kita angkat dan mempraktekkan nilai-nilai tersebut setelah dunia khiamat?
Siapkah yang mengangkat dan mempraktekan nilai-nilai tersebut?
Bukankah kita, kini dan di sini mengangkat dan mempraktekkan nilai-nilai tersebut?

Kami bingung melihat, mendengar, membaca dan mengalami berbagai tindakan kekerasan yang tertuju kepada kami bangsa Papua Barat
Kami membuat aksi, namun tidak ada reaksi dari para penguasa bumi Indonesia

Kami merasa kehilangan orientasi,
maka itu kami mengadu kepada penguasa di atas segala penguasa di bumi ini
Kami mengadu kepada pemegang kendali alam dan
segala isinya agar mendengarkan jeritan kami dan
membebaskan kami dari belenggu penjajahan
Kami mengadu kepada sang sumber cerita cinta agar menyalurkan cinta-Nya dan melunakkan hati para pemegang kuasa di bumi ini untuk membebaskan kami dari duka nestapa dan menuju Papua baru yaitu menentukan kami menjadi bangsa Papua Barat.

Tuhan………….jika Engkau mendengarkan teriakan bangsa Papua Barat
Jika Tuhan mendengar teriakan kami, angkatlah dari Lumpur duka nestapa menuju bangsa Papua Barat kebebasan mutlak
Inilah harapan kami sebagai kerinduan manusia yang menderita dan duka.

@@@

Kami menilai pelaksanaan PEPERA dilakukan
Transparan dan tidak demokratis
Kami menilai inilah akar permasalahan dan merupakan pelanggaran HAM berat yang terjadi pada bangsa Papua Barat,
Pelanggaran HAM tidak menghormati identitas budaya merupakan akar masalah kedua
Terjadi pembunuhan banyak terhadap manusia Papua
Penculikan, penganiayaan, perampasan SDA, penyiksaan, ketidakadilan, krisis budaya, diteror, diintimidasi dan pengurasakan lingkungan hidup.
Maka itu, mendesak kapada pemerintah Indonesia, Belanda, Amerika, dan PBB untuk meninjau kembali pelaksanaan integrasi 1 Mei 1963 dan
PEPERA tahun 1969 (distorsi sejarah) dan
Mengadakan dialog Internasional, kami ingin bebas menuju kebebasan mutlak.


Port Numbay, 1 Mei 2007,
Kala perayaan Papua duka nestapa bagi rakyat bangsa Papua Barat
Santon Tekege








JERITAN DAN HARAPAN SEORANG JANDA DALAM PENJARA

Aku adalah insan rohani dan jasmani
Aku diciptakan oleh Yang Transenden
Aku adalah secitra dengan Yang Transenden
Aku mempunyai seorang sesama
Aku dan sahabatku diciptakan oleh-Nya
Aku diciptakan dari tulang rusuk sesamaku
Aku adalah aku yang sepadang dengan sesamaku.

Kami ditempatkan oleh Yang Transenden di taman yang indah
Kami mengitari taman tersebut
Kami melewatkan bulan madu dengan penuh
Keceriaan sambil menikmati alam yang indah,
Dan dilengkapi kekayaan alam yang tiada bandingnya
Di taman terdapat harta karun yang tiada bandingnya
Kami mecicipi udara merdekanya.

Kala itu, tidak ada binatang buas
Flora dan fauna menjadi sesamaku
Flora dan fauna menampakkan keceriaan
Ke mana saja pergi aku mendampingi sesamaku sebaliknya sesamaku mendampingi aku
Kala itu aku belum melahirkan anak bagi sesamaku
Kala itu, aku dan sesamaku merasa bahagia
Kami benar-benar menikmati surga primordial.

Suatu hari, kami jalan-jalan di tengah taman menikmati udara merdekanya
Di taman tersebut terdapat kekayaan alam melimpah ruah
Yang Transenden menempatkan kami untuk menikmati harta karun tersebut
Kami sepintas lalu melewati taman tersebut sambil berceria
Kami jalan-jalan dengan bergandengan tangan sambil mencicipi keindahan alam
Kami mengitari taman tersebut melihat keelokan alam.

Kala kami menikmati keelokan dan keindahan taman tersebut,
Tiba-tiba muncullah seorang manusia yang menyamar menjadi ular
Ia membelai kami dengan kata-kata indah
Kata-katanya bagaikan senjata ampuh
Kata-katanya bagaikan duri yang menikam kalbu kami
Kata-katanya bagaikan alunan melodi
Kala itu ia memaksa kami menuruti keinginannya.

Sesamaku tidak mau menuruti rayuan gombalnya
Ia bersikap apatis
Namun, apa yang terjadi…………………………………………
Roman wajahnya kemerah-merahan
Tiba-tiba rekanku kena pukulan
Ia disiksa, diteror dan diintimidasi oleh manusia
Licik samapai sesamaku tidak berdaya.
Kala sesamaku tidak sadar diri, aku dirayu
Dengan kata-katanya yang indah merayu aku
Kala itu aku lupa daratan mendengar kata-kata yang indah tersebut dan ingin menuruti apa yang dikehendaki oleh manusia ular itu
Aku tergoda dan tertarik dengan rayuan gombal, gila-gilaan
Aku digauli oleh manusia ular itu
Aku tidak sadar bahwa dibalik kata-kata indah tersebut tersembunyi bisa yang mematikan
Terdapat bumerang-bumerang yang menghancurkan diriku dan sesamaku

Aku terbuahi dengan kata-katanya
Ia mencuri hatiku hanya karena kata-katanya yang indah
Terpaksa aku mengikuti keinginannya karena ia mempunyai kelicihan lidah, disbanding sesamaku pertama
Sesamaku orang biasa saja, makannya aku tergoda manusia lain yang memiliki kelicikan.

Kala aku terbuahi kelicikan manusia tersebut,
Sesamaku sadar dan bangun dari pembaringannya
Kala itu sesamaku memarahi aku
Sesamaku tidak menerima perbuatanku, namun apa yang terjadi pada kami………………
Kala itu juga kami digiring ke tempat lain
Kami tidak tahu tempat tersebut
Kala itu aku bertanya: kemana kita pergi?
Diam! Jangan komentar terlalu banyak, katanya.

Sesampai di tempat lain, kami dirayu dengan kata-kata manis
Sesamaku keberatan akan keinginannya, namun tergoda dengan kelicikan manusia licik itu
Akhirnya sesamaku menyerah dan terbuai dalam kelicikan manusia licik.

Kala itu, roman muka manusia licik yang tadinya
Geram dan bengis menampakkan keceriaan
Kal itu, ia merasa bahwa niatnya telah tercapai
Sebagai ungkapan kegembiraannya, memberikan sesuatu kepada sesamaku
Sesamaku menerima pemberian tersebut dengan berat hati
Aku menyaksikan semua peristiwa tersebut
Seusai itu, sesamaku diantar pulang ke tempat peraduan kami sedangkan aku ditahan oleh manusia licik di kediamannya
Kala itu, sesamaku berat hati meninggalkan aku, namun apa daya tangan tak sampai
Sesamaku meninggalkan aku penuh kekecewaan.

Kala sesamaku tiba di tempat peraduannya
Tiba-tiba suasana keharmonisan di taman itu berubah total
Dalam sekejap mata surya primordial berubah menjadi khaos
Suasana keharmonisan yang tertata, menjadi kedisharmonisan.
Aku seolah-olah merasa tidak berarti setelah menikmati keinginannya
Sesamaku yang mendampingi aku dengan setia telah usai binatang yang tadinya jinak,
Tiba-tiba menjadi buas yang sangat menakutkan
Kebahagiaan yang kualami dengan sesamaku telah usai
Kala itu juga aku masuk dalam pelukan manusia licik dan digiring ke penjara oleh manusia licik.

@@@
Duka nestapaku…………………..
Kini aku berada dalam penjara tanpa ruang kebebasan penuh
Di dalam penjara aku memperhatikan manusia licik
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahu kulalui dengan penuh kegetiran
Kini aku hanya memperhatikan kebahagiaan manusia licik
Bagiku tiada hari tanpa istirahat
Aku tidak beristirahat hanya karena melayani keinginan orang serakah
Detik demi detik ketenggelamkan melayani manusia licik
Sementara aku sendiri tidak merasakan kebebasan
Aku sama sekali merasakan ketenangan batin sebab kaki dan tanganku diborgol.

Tenagaku kukorbankan bagi manusia licik
Sementara produksiku tidak dinikamti oleh sesamaku yang ada di negeri tercinta
Aku sendiri tidak menikmati sesuap pun
Kini aku menjadi kurus; kulit bungkus tulang, jika aku lalai, aku selalu diperkosa, dicaci maki, diintimidasi, diteror, dan sebagainya.

Aku tidak mempunyai ruang gerak lagi
Kiri dan kananku tembok di atas kepalaku ditutupi dengan seng berlapis baja tumpukan kakiku lantai yang disenangi es batu
Di pintu masuk/keluar ada pengawas yang menjangkau siang dan malam
Aku seolah-olah katak di bawah tempurung.

Dahulu aku orang bebas, namun kini aku terpenjara
Kini aku berada bersama sesama lain yang mencintai kejahatan
Sesamaku yang mencintai kebaikan sibuk mencari aku
Ia mencari aku ke ufuk Timur, Barat, Utara, dan Selatan, namun, ia tidak menemukanku
Aku berteriak kepada sesamaku, namun ketika aku berteriak aku diintimidasi, ditindas, diperkosa, diadu-domba, diteror, diborgol……………….
Walaupun aku ditindas, aku terus berteriak.

Aku prihatin dengan rekanku yang mencariku siang dan malam, sobat-sobatku tidak makan dan minum serta tidak istirahat hanya mencari aku tahun demi tahun dilaluinya hanya meluangkan waktu untuk mencari aku, namun mereka tidak menemukan aku.

Kala mereka bosan mencari aku dan tidur, aku membuang suara
Mereka kaget dan terbangun mendengar suaraku
Mereka berusaha menemui aku di dalam penjara, namun mereka tidak berhasil menemukan dan menyelamatkan aku karena aku berada di ruang penjara yang paling dalam orang tidak masuk ke dalam karena dilapisi besi baja serta pintu masuk yang berlapis-lapis mereka menemukan jalan masuk, namun tidak dapat membuka pintu karena pintunya diborgol dan pintunya baja yang berlapis-lapis.

Aku dikawal ketat oleh manusia licik
Aku merasa kasihan kepada sobat-sobatku yang berusaha menemui dan membebaskan aku, namun tidak berhasil bahkan sobat-sobat yang berusaha menemui aku, dibantai, diteror,diintimidasi dan perkosa………………….
Melihat hal-hal itu aku bertanya: apakah aku akan dibebaskan?
Aku sudah bertahun-tahun melayani manusia licik
Kini aku tidak mau melayani manusia licik lagi.

@@@
Harapanku………………………….
Kini aku ingin melayani sobat-sobatku yang semakin tersisih
Aku ingin kembali menikah dengan sesamaku yang sibuk mencari aku
Sesamaku menjadi duda, maka itu pada usia yang tua ini aku mau melahirkan anak baginya
Jikalau aku tidak melahirkan anak, sesamaku akan musnah.
Tempat kediamanku dan lingkunganku yang lama akan khaos maka itu, aku ingin bebas untuk mendandani kedisharmonisan yang telah usai
Aku ingin berusaha untuk mengembalikan kedisharmonisan lingkungan yang telah usang.

Maka itu, pada kesemaptan ini aku berteriak kepada manusia licik:
BEBASKANLAH AKU DARI PENJARA
BEBASKANLAH AKU DARI PENINDASAN
LEPASKANLAH BORGOL-BORGOL YANG ADA PADA KAKI DAN TANGANKU
BEBASKANLAH AKU DARI RUANGAN YANG PENGAP DAN SEMPIT INI
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU JUGA MANUSIA SAMA SEPERRTI ANDA
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU INGIN KEMBALI KE KAPUNG HALAMANKU YANG SEMULA,
BEBASKANLAH AKU SEBAB SUDAH LAMA TERKURUNG
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU SUDAH KURUS TINGGAL KULIT BUNGKUS TULANG
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU INGIN MENIKAH DENGAN SESAMAKU DAN MELAHIRKAN ANAK BAGINYA SEBAB ANAK-ANAKNYA TELAH USANG TERBAWA AMUKAN PENGUASA
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU MAU MENGHABISKAN USIA TUAKU DENGAN SESAMAKU YANG MENCARI AKU
AKU MAU BERGABUNG DENGAN MEREKA YANG MERINDUKAN KEHADIRANKU
BEBASKANLAH AKU SEBAB AKU MAU MENGHILANGKAN RATAP TANGIS YANG MELINGKUPI HIDUP MEREKA.


Aku ingin bebas……………….
Aku ingin bebas……………….
Bebas dari segala penindasan
Bebas dari kegetiran yang melingkupi diriku dan sesamaku
Bebas untuk menuju pembaharuan dan Papua Baru
Bebas untuk menikmati hidup
Bebas untuk menikmati udara segar
Itulah harapanku dan harapan sesamaku.

Apakah harapanku dan harapanmu akan tercapai?
Allah sudah mendengar jeritan serta harapanku dan harapan sobatku
Aku akan bebas dari penjara dan bersama sobat-sobatku akan menata kembali surga primordial yang telah usang. Amin.



Port Numbay, 21 September 2007
Kala perayaan HUT Perdamaian Internasional
Santon Tekege



























JERITAN DAN HARAPAN SEORANG DUDA

Aku adalah yang sedang mencari istriku
Aku adalah aku yang merindukan kedatangan istriku dan meratapi harta karunku yang telah sirna di tengah bangsa Papua Barat
Aku adalah yang sedang meratapi ingatan
Pendaeritaan yang menimpa pada tempo lalu dan kini di bangsa Papua Barat
Kini dalam ingatanku terbayang pengalaman pahit menimpa diriku dan istriku

Hai……para generasi muda dengarkanlah pengalaman pahitku
Di tengah aku dan istriku melewatkan bulan madu di taman sambil menikmati keindahan alam, tiba-tiba datanglah manusia bertopeng manusia itu menyamar menjadi ular
Wahai….itu ia membelai kami dengan rayuan gombal
Kala itu aku berkeras hati menerima rayuan gombal tersebut, namun apa yang terjadi pada diriku………
Aku disiksa, diintimidasi, diteror, bahkan rekanku yang lain dibantai sampai aku sendiri tak sadar.

Di tengah aku tak sadar, istriku dibelai manusia bertopeng sampau istriku diterbuai oleh kelicikannya.
Di tengah itu roman wajah manusia bertopeng menunjukkan keceriaan tanda bergembira rupanya ia merasa bahwa niatnya sudah berhasil dengan penuh keceriaan, ia menyodorkan sesuatu kepadaku untuk memberikan suara mewakili rekanku lain
Aku melakukan apa yang diinginkannya sebagai ungkapan rasa syukurnya, ia memberikan sesuatu sebagai tanda mata pemberian tersebut sebagai balasan akan niatnya yang diraihnya
Ia meraih niatku tersebut dengan penuh kebohongan, intimidasi, terror, dan memanipulasi
Di tengah itu, aku tidak mau menerima pemberian tersebut, namun dengan berat hati aku menerimanya
Istriku menyaksikan semau kejadian tersebut.

Manusia bertopeng berkata kepadaku: Siap-siaplah dirimu sebab aku mengantar ke temanmu; sedangkan istriku aku menahan dikediamanku.
Di tengah itu aku bertanya: Mengapa istriku di tahan?
Ia mengatakan: Anda telah membuat hitam di atas pitih mewakili rekanmu yang lain;
Sebagai hadiah, kami telah memberikan sesuatu kepadamu;
Dengan demikian, istrimu menjadi istri kami
Tanyaku: Apakah hadiah yang diberikan ini menebus istriku?
Katanya: Kami telah menebus dengan hadiah tersebut; dan mulai sekarang istri anda menjadi gudik kami
Kataku: Trima kasih, anda dengan menggagalkan segala cara merampas istriku
Katanya: Mulai saat ini juga istrumu digiring ke penjara.

@@@

Di tengah itu, aku bertanya kepada manusia licik: Mengapa engkau mengiring istriku ke penjara?
Katanya: Orang seperti engkau tidak layak menikah dengan istri ini dan tidak pantas untuk menikmati taman ini
Kataku: Aku dan istriku ditempatkan oleh Yang Transenden di taman ini untuk menikmati harta karun yang ada di taman ini.

Katanya: Engkau dan istrimu sama sekali tidak mempenyai hak untuk menikmati harta karun dan tidak mempunyai hak untuk mencicipi udara merdekanya
Kataku: Bukankah saya dan istriku juga mempunyai hak untuk menikmatinya sebab saya juga manusia sama seperti anda?

Katanya: Memang katamu benar,
Tetapi engaku berbeda dengan saya;
Saya ini manusia serakah yang menyamar menjadi ular;
Saya ini licik, tidak sama dengan seperti engkau dan rekanmu; di dalam diriku tersimpan racun bisa yang mematikan orang
Kataku: Memang saya mengakui kelicikan lidahmu;
dengan kelicikan lidahmu, engkau mencuri hatiku dan istriku;
dengan kelicikan lidahmu, istriku engaku memperkosa istrku;
dengan kelicikan lidahmu, istriku terbuai;
dengan kelicikan lidahmu, istriku masuk ke dalam pelukanmu;
aku akan mengembara sambil menderita;
dengan kelicikan lidahmu, engkau memisahkan aku dengan rekanku;
dengan kelicikan lidahmu, engkau menghancurkan surga primordial.

Katanya: Katamu memang benar, aku adalah manusia pelicik dan serajah serta pemegang kuasa di bumi ini
Kataku: saya akui kuasamu, kelihatan lidah dan tindakanmu;
Engkau memang lidah yang merampas harta karun orang lain;
Di dalam dirimu terdapat milyunan bisa yang mematikan orang; saya akui keberadaanmu dan kuasamu;
Kuasa yang memaikan orang lain;
Engkau adalah salah seorang yang berkuasa di negeri ini;
Namun belum tentu berkuasa di akhirat nanti
Katanya: Engkau jangan hubungan dengan akhirat, kkini dan di sini kita ada di dunia;
Saya menggunakan kesempatan emas ini untuk berbuat semau-maunya;
Saya mau meghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan.

Kataku: saya akui dalam menggunakan kesempatan pada kini dan di sini;
Engkau menghalalkan segala cara sehingga engkau memperkosa istriku;
Saya juga akui bahwa engkau mencintai kejahatan dari pada kedamaian
Katanya: Memang saya akui bahwa kelihatan dalam berkata-kata, bertindak;
Hanya dengan berkata-kata dan bertindak membuat engkau tidak berdaya dan istrimu terbuai dan kini engkau akan menderita dan istrimu menjadi abdiku
Katanya: Istri menjadi abdimu?
Katanya: Ya! Saya mencabut hak istrimu dan mulai saat ini istrimu akan dipenjarakan dan melayani aku serta rekan-rekanku.

Kataku: engkau mau penjarakan istriku?
Apa salahnya sehingga engkau mau memasukkan istriku ke dalam penjara?
Katanya: saya telah mengatakan bahwa orang seperti engkau tidak pantas menikmati taman yang penuh dengan harta karun;
Orang seperti saya inilah yang pantas menikmati harta karun yang ada di tamanmu;
Istrimu layak menjadi gudikku dan menjadi abdiku dan engkau pantas menjadi duda budakku.

Katanya: bukankah istriku dan saya juga manusia sama seperti anda dan mempunyai hak untuk hidup dan berkembang?
Katanya: Kebebasan istrimu dan engkau dicabut dan pada saat ini juga aku memasukkan istrimu ke dalam penjara;
Di sanalah istrimu akan merasakan kegetiran dan kegalauan dan mulai saat ini juga istrimu harus melayani kami dalam segala hal, sedangkan engkau di antar di tamanmu, namun engkau tidak akan berkuasa di taman tersebut, sebab kebebasan bertindak dan berkembang kami akan di cabut.

@@@

Kataku: Terima kasih atas niat jahatmu
Istriku dan aku akan menderita di dunia ini;
Sementara engkau berpesta pora dan meraih kesuksesan di atas tamanku sambil menikmati harta karunku; namun kita menunggu pengadilan akhir yang diselenggarakan oleh Yang Transenden;
Apakah engkau akan bahagia di sana ataukah akan menderita selamanya?

Katanya: Sengaja kami tempatkan istriku di penjara dan engkau mengalami kegetiran dan kegalauan.
Kataku: Rupanya hidupmu dipruntukkan hanya untuk menikmati kebahagiaan di dunia; and asana sekali tidak peduli dengan kebahagiaan di surga.

Katanya: Yang terpenting bagiku adalah kebahagiaan di bumi;
Aku menggunakan kelicikan dan berbagai tindakan untuk menampung harta kekayaan;
Yang terpenting bagiku adalah bagaimana memanfaatkan kesempatan yang ada ini untuk menjadi kaya raya;
Sebab malalui jalan itulah yang aku akan mengalami kebahagiaan di bumi; kebahagiaan di Surga
Bagiku tidaklah penting kebahagiaan kini dan di sinilah yang penting dan utama;
Untuk mencapai itu, aku melakukan berbagai tindakan salah satu cara yang tempuh adalah memenjarakan istrimu dan membatasi ruang gerak anda
Selanjutnya aku menikmati harta karun yang terdapat di tamanmu.

Kataku: Aku dan istriku manusia lemah, mahkluk tak berdaya;
Lakukanlah apa yang engkau kehendaki terhadap aku, rekanku dan tamanku
Aku pasrahkan kepada Yang Transenden,
Sebab segala yang ada di bumi termasuk saya dan anda adalah ciptaan-Nya;
Biarlah rencana Tuhanlah yang terjadi.
Katanya: jangankan anda hubungkan dengan Tuhan dalam perencanaan;
Saya lakukan kelicikan dan tindkan terhadap engkau dan istrimu merupakan hasil perenmcanaan;
Saya inilah pemikir dan pelaksana yang merancang segala rencana.

Kataku: Apakah engkau yakin bahwa diciptakan oleh Allah
Bukankah nafasmu dikreditkan oleh Allah kepada anda?
Bagaimana engkau menggunakan nafas tersebut dalam hidupmu?
Apakah engkau membalas nafasmu yang dikreditkan oleh Allah dengan megejar kebahigiaan di dunia dengan kebaikan;
Apakah engkau mau mengisi hidup ini dengan keadilan, kedamaian, kejujuran, mengutamakankesejahteraan akar rumput?
Ataukah sebaliknya?

Katanya: Engkau jangan komentar banyak;
Kini aku akan mengantar ke tempat peraduanmu tetapi istrimu aku tahan dan akan dipenjarakan
Kataku: Terima kasih atas niat jahatmu
Katanya: Engkau menantikan apa yang akan terjadi di tamanmu.

@@@

Di tengah itu juga aku diantar ke tempat peraduanku
Tidaklah lama kemudian, temanku dipadati dengan manusia bertopeng
Di tengah itu juga surga primordial sirnah
Harta karun yang tersimpan dalam tamanku mulai berkurang
Flora dan fauna mengalami kemerosotan.

Kini aku mengalami ksisi multi dimensi
Sementara manusia bertopeng hidup berfoya-foya di tamanku
Kini aku tidak mempunyai rekanku lagi
Rekanku di tengah bulan madu telah dirampas oleh manusia bertopeng karena itu, kini aku tidak mempunyai anak
Kini aku merindukan istriku.

Kini, apa yang aku harus buat………………………………………………………….?
Aku harus berusaha keras disertai dengan doa
Aku mencari dan mencari istriku yang telah dirampas
Aku mencari kea rah Timur, Barat, Utara, dan Selatan,
Aku mencarinya dalam tanah, di udara, dan di laut
Di tengah aku mencari istriku mengalami berbagai pendritaan
Makanya aku minta tolong rekan lain
Rekan lain membantuku dalam mencari istriku yang telah hilang dan di rampas, namun usaha kami sia-sia belaka
Malah nyawa kami hamper terancam bahkan rekan-rekanku lain sirna amukan manusia pengintai
Rekan lain yang masih hidup telah meninggalkan aku sendirian.
Mengapa?
Karena dalam pencarian megalami banyak penderitaan dan juga nyawa rekanku hamper terancam.

@@@

Kini, aku sendiri mencari dan terus mencari istriku
Tiada hari tiada lelah
Tiada hari tiada lapar
Tiada hari tanpa pemuas dahaga
Aku mencari dan mencari ke ujung dunia
Kini aku lelah
Makanya aku minta petunjuk dari Yang Transenden
Agar Transenden memberikan semangat baru
Agar Yang Transenden memberikan inspirasi kepadaku.

Aku harus buat apa, sebab segala cara ku telah tempuh
Aku termenung dan meluangkan waktu sejenak
Demi meminta petunjuk
Rupanya muncul inspirasi baru
Suara hatiku mengatakan:
TERUSLAH MENCARI DAN MENCARI
JANGAN PUTUS ASA
JANGAN BERTEGAR HATI SEPERTI DI MERIBA, DI MASA KELAPARAN
JANGAN KECEWA,
TETAPI BERJUANGLAH MENCARINYA, SAMBIL BERTEIAK
PASTI SUARAMU AKAN DI DENGAR OLEH ISTRIMU DAN JUGA KEMUNGKINAN BESAR SUARAMU AKAN DI DENGAR OLEH REKAN LAIN YANG PEDULI DENGAN PENDERITAAN KEADILAN DAN KEBENARAN DI BANGSA PAPUA BARAT.

Kini aku mulai berteriak:
Di manakah engkau istriku…………………………………………………………
Aku sedang mencari………………………………………………………………..
Aku kedatanganmu………………………………………………………………….
Rekan yang lain telah meniggalkan aku…………………………………………….
Kini aku sendiri mencarimu…………………………………………………………
Di manakah engkau berada…………………………………………………………
Buanglah suaramu…………………………………………………………………..
Jika engkau mendengar suaraku…………………………………………………….
Sahutlah……………………………………………………………………………..
Apakah engkau masih hidup ataukah sudah meningggal
Jika masih hidup, buanglah suaramu……………………………………………………..
Agar aku datang menyelamatkanmu……………………………………………………...

Rupanya istriku tidak mendengar suaraku
Kini aku lelah……………………………………………………………………
Aku tidak berdaya lagi……………………………………………………………………………
Suaraku parau dan leherku kering………………………………………………
Segala arah sudah kutempuh
Oh…………..apa yang harus ku buat
Aku harus menarik diri dan berteduh

@@@

Di tengah aku termenung di bawah pepohonan, ingin melepaskan dahaga
Tiba-tiba aku mendengar teriakan:
Aku ada di sini……………………………..aku ada dalam penjara…………………
Jika ada yang mendengar suaraku……………………………………………………
Datanglah menyelamatkanku………………………………………………………..
Sebab puluhan tahun aku menderita di dalam ruangan yang pengap dan sempit…………
AKU MAU BEBAS………….AKU MAU BEBAS……………….suamiku datang menyelamatkanku…………………………………………………………………..
Aku memalinbgkan telinga kea rah datangnya teriakan itu
Hatiku bergembira karena istriku mendengar teriakanku.

Kini kami telah menemukan kediamannya
Ku dekati tempat itu
Rupanya kediamannya dibuat dari besi baja dan dikawal ketat oleh manusia pengintai
Kami berusaha bertemu dengan istriku, namun segala daya upaya sia-sia belaka sebab istriku berada di dalam ruangan yang dilapisi dengan besi baja
Kami tak mampu masuk di dalamnya,
Kami dibatai, diteror, diintimidasi, diperkosa, bahkan rekan lain dibantai.

Kini kami mengerakkan segala cara untuk berusaha melepaskan istriku, namun kami tidak berdaya sebab dikelilingi oleh manusia pengintai
kami tidak mampu menghadapi manusia pengintai
sementara kami berusaha membebaskan istriku,
manusia pengintai selalu saja mengintai kami.

Kini beribu-ribu pengintai menyebar di persada tamanku
Mereka dilengkapi dengan alat modern mengintai kami
Nyawa kami merasa terancam karena pengintai selalu mengikuti derap lengkah kami karenanya kami merasa takut keluar rumah.

Di manakah tempat tinggal pengintai?
Di tempat kerjaku ada pengintai
Di halaman rumah ada pengintai
Di taman ada pengintai
Di jalan ada pengintai
Di kebun ada pengintai
Di pagar ada pengintai
Di pasar ada pengintai
Di tokoh ada pengintai
Di hotel ada pengintai
Di gua ada pengintai
Di bawah kolong jembatan ada pengintai
Di danau ada pengintai
Di hutan ada pengintai
Di gunung ada pengintai
Di laut ada pengintai
Di darat ada pengintai
Di udara ada pengintai
Singkatnya Katanya: di mana-mana ada pengintai
Kini kami di kelilingi oleh manusia pengintai.

Ketika aku berteriak bebaskan istriku, selalu diintai
Rupanya kami terancam oleh para pengintai
Makanya aku masuk di dalam kamarku
Rupanya aku bagaikan katak di dalam tempurung,

@@@

Kini dalam kamarku aku berteriak……………………………………………
Bebaskan istriku sebab istriku telah lama melayani manusia bertopeng
Bebaskan aku dari kegetiran dan kegalauan, sebab aku juga manusia sama seperti anda
Bebaskan aku dari pada pengintai, sebab aku juga mempunyai hak untuk menikmati hidup nini dan berkembang
Bebaskan aku dan istriku sebab sudah lama aku berada dalam kegelapan
Bebaskan kami sebab kami mau menikmati harta karun yang tersisa
Bebaskan kami sebab kami ingin mendandani taman yang telah khaos.

Teriakanku…………………………………………….
Bebaskan istriku……………………………………….
Bebaskan aku…………………………………………
Bebaskan rekanku……………………………………………
Bebaskan aku dan rekanku yang lain dalam segala hal berbeda dengan manusia bertopeng
Bebaskan bangsa Papua Barat………………………………
Siapak yang akan menghapuskan derail air mataku dan rekanku………………………..
Oh……………..bangsa Papua Baratku…………………………………
Tidak ada pengakuan dari Indonesia
Walau bangsa Papua Barat sudah BEBAS dan MERDEKA……………
Kapan ada pengakuan Hei…….bangsa Indonesia?
Tidak malu dan tidak ada telinga kah……………………………………….?
Jeritan bangsa Papua Barat ini, atas dasar kebenaran dan keadilan sejarah bangsa Papua Barat……………………………………………..



Port Numbay, 21September 2007
Di tengah Perayaan HUT Perdamaian Internasional
Santon Tekege



































BERPULUH-PULUH TAHUN ENGKAU SUDAH MAKAN TUBUH SAYA,
BAGIAN MANA LAGI KAU BELUM MAKAN?

Allah menciptakan dan menempatkan aku di taman eden
Di taman itulah aku mengalami surga primordial
Aku bergaul dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, dan berteman dengan sesama dengan penuh rasa bahagia
Tidak ada lagi yang saling mencurigai, menjerat satu dengan yang lain.

Dalam situasi itu aku dengan leluasa kenikmati rasa kebahagiaan
Saat itu aku dengan bebas berkebun, berburu, memancing
Aku berpesta pora, bercandaria dengan sesamaku
Aku merasakan suka cita dan kasih sayang.

Namun kini apa yang terjadi padaku,
Apa yang terjadi pada bangsaku…..!
Saksikanlah apa yang terjadi ini?
Lihatlah, hai saudara-saudariku………………..?

Rakyatku dirong-rong dan sedang dipecah belahkan
Kekerasan kian hari kian meningkat
Ia menjadi teman hidupku
Penguasa tidak melindungi aku, malahan menjajah aku.

Melihat ini aku berteriak dan berseru,……..hentikan…………..hentikan………….
Aku menyuarakan suara kenabian, namun aku dituduh MAKAR, SEPARATIS
Mereka menganggap aku berpolitik
Suara ku dilihat sebagai suara burung pipit
Aku selalu dipandang sebagai manusia bodoh, kotor, jijik, terbelakang.

Tetapi Hai…………………penguasa camkanlah dalam loh batu hatimu bahwa membangun Papua Baru adalah harapan bangsaku
Gunungku Siklop dan Deiyai serta Trikora itu saya punya kepala
Danau Sentani, Ayamaru, Tigi, Tage Biru, Paniai, itu semua saya punya sum-sum
Tanah di tengah ini tubuh saya.

Kau penguasa bertahun-tahun sudah makan saya…………………………….
Mana bagian dari saya yang kau
belum makan dan hancurkan?

Kau tidak punya pikiran dan perasaan.
Kau tidak punya hati untuk saya.




Kau buat:
Alam dan tanahku semakin musnah dan hancur
Harapan hidup hampir tidak ada
Aku dikeliling barisan tentara musuhku
Sang pemangsa daging manusia yang telah menelan
Daging sanak saudaraku semakin mendekati aku.

Mereka mengejek, mencemooh. Menghujat Allah nenek moyangku
Mereka bertanya di manakah ALLAHnya
ALLAH bangsaku, ALLAH Bangsa PAPUA BARAT?

Mendengar itu aku ingin melawan, namun apa yang dayaku
Aku memohon petunjuk dan rahmat-Mu
Kuatkanlah aku……ya ALLAH ku, ALLAH nenek moyangku.

Bila Engkau menguatkan aku
Aku tetap melawan bangsa kafir yang tidak mengenal NILAI KEMANUSIAAN
Demi nama ALLAH ku, ALLAH yang benar
Aku akan melawan dan menghajar mereka.

Di tanganku hanya sebuah karatapel dan 5 buah batu
Di tanganku ku pegang tentang ajaran KEBENARAN
Di tanganku kupegang KITAB SUCI, SABDA KEDAMAIAN
Ini kupegang dan tanamkan di dalam hati sanubariku
Ini ku jadikan senjata ampuh untuk melawan engkau penguasa.

Selama berpuluh-puluh tahun engkau memakan saya
Engkau sekatang memutarbalikkan KEBENARAN SEJARAH BANGSA PAPUA BARAT
Engaku memperkosa hokum demi dirimu
Engkau meperkosa KEADILAN
Engkau telah menginjak NILAI KEMANUSIAAN.

Untuk membuktikan KEBENARAN MUTLAK
KEBENARAN dari yang benar
Aku bersru…………mari saudaraku kita duduk bersama untuk dialog
Namun engkau menganggap suaraku ibarat suara burung pipit di kala senja tiba.

Namun semangatku ku untuk dialog bersamamu selalu ada…………untuk itu
Aku meminta saudaraku mari kita duduk bersama………………………………
Aku juga meminta saudaraku mari kita duduk bersama…………………………..
Aku juga meminta kepada dunia untuk memperhatikan saya……………………….

Ini semua untuk KEBEBASAN bangsaku PAPUA BARAT, yang penuh DAMAI dan ABADI
Ulurkanlah tanganmu, kakimu, yang penuh lumpuh berdiri
Dan berjalanlah, berjalanlah, alami dan nikmatilah hidup dengan penuh kebahagiaan, kebebasan.

Bangunlah Hai bangsaku PAPUA BARAT
Sang fajar di Ufuk Timur telah terbit songsonglah Dia………………………………..
Kerajaan Yerusalem Baru……………..
Kerajaan yang penuh DAMAI………………………….sudah datang.

Bangsaku menang, HORE…………………bangsaku menang........HORE…………..
Terpujilah ALLAH kita,
ALLAH nenek moyang leluhur kita……………………………..


Akhirnya……………………………………..
Bangsaku BEBAS,
Bangsaku MERDEKA……………..HORE……………………….



Port Numbay, 10 Desember 2007
Di tengah Merenungkan perlombahan sandiwara Penindasan dan Pembunuhan lewat Perang Biologis keracunan makanan dan minuman di atas tanah PAPUA BARAT
Refleksi HUT HAM INTERNASIONAL
Santon Tekege























MENCARI KERANG DI SAMUDERA RAYA

Kala fajar memancarkan cahaya
Cahaya itu aku termenung bagaikan permata
Kala itu aku membayang-bayang arah hidupku tentang MISI
Kala itu aku menatap akan hidupku dengan MISI ku
Tiba-tiba ada suara yang berbisik-bisik dalam relung hatiku


Muncullah keinginan untuk berjalan-jalan di bibir samudera
Aku menelusuri bibir samudera sambil melihat keindahan alam
Pemandangannya indah bagaikan kilauan putih melebihi salju abadi
Kala itu menelusuri di bibir samudera
Muncullah keinginan untuk menelusuri lautan luas.


Ku terjum ke dalam samudera raya angin sepoi-sepoi menghembusi badanku
Hujan dan badai membasahi badanku
Angin taufan dan ombak menimpa perahuku
Begitulah nasib seorang pemuda


Biarlah perahu tertimpa oleh ombak dan angin taufan
Biarlah perahuku di ombang-ambingkan oleh hujan, gelombang dan badai
Begitulah nasip seorang muda
Dalam mencari butir-butir kehidupan
Itulah nasibku…………………………………….


Oh……kemanakah arah MISI perahuku
Perahuku masih berlayar di samudera raya
Apa tujuannya? Apa yang mau di cari?
Ingin mencari kerang di samudera raya
Ingin mencari rembulan di alam bebas
Ingin mencicipi lautan indah


Biarlah perahuku berlayar
Sambil mencicipi udara merdekanya
Perahuku masih berlayar
Tiada hari tiada lelah mencari MISI
Tiada hari tiada berjuang tanpa kunjung henti
Tapi………hati-hatilah!



Lautan sudah mulai bereaksi dan mengamuk
Langit menjadi hitam bagaikan arang
Gemuruhlah dan kilat berteriak-teriakan
Taupan dan angin membuat aksi
Ombak dan badai menimpa perahuku
Mampukah aku dan perahuku MISI menghadapi hujan dan ombak dasyat?
MISI……meniggalkan, menembusi lautan……………jalan sudah………..



Port Numbay, 17 November 2007
Di tengah memikirkan MISI HIDUPKU
Santon Tekege

































SEMUT HITAM BERDEMO

Di tengah bangsaku masih menapaki dan mengitari alam Papua:
Bangsaku disanjung-sanjung
Bangsaku dijuluki sebagai bangsa terindah di antara unggas lain
Bangsaku, bangsa penghias bumi persada Papua

Di tengah itu bangsaku dengan leluasa mengitari bumi dengan leluasa mengitari bumi Papua:
Bangsaku tidak menghantui rasa takut
Bangsaku dengan leluasa menari-nari di ranting pepohonan
Bangsaku berkembang pesat dan tetap lestari

Di tengah fajar menyingsing:
Bangsaku menyambut fajar dengan menari sambil bersuah
Bangsaku merayakan siang dengan menari sambil bersuah
Bangsaku menghantar penerang bumi sambil menari dan bersuah

Di tengah itu:
Makhluk lain menggagumi kekhasan kami
Suara kami bagaikan alunan melodi
Dengan kekhasan itu kami menghibur makhluk sekeliling kami

Kini apa yang terjadi terhadap bangsaku
Bangsaku mengalami krisis multi dimensi
Bangsaku dimusuhi oleh makhluk lain
Ruang gerak bangsaku dibatasi oleh makhluk lain
Bangsaku semakin hari semakin punah
Bangsaku tidak peduli, dicemoohkan oleh makhluk lain
Bangsaku yang masih hidup berada dalam kegelapan
Bangsaku tidak bisa mentontonkan kakhasan kami
Bangsaku mejadi hewan buruan
Bangsaku dijadikan bahan yang diperdagangkan
Mahkota bangsaku dijadikan sebagai bahan bisnis
Tubuh bangsaku disantap
Mahkota bangsaku dijadikan penghias
Bangsaku yang di sebut penghias bumi Papua telah usang
Bangsaku tidak mempertontonkan kekhasannya lagi

Kini aku dan bangsaku terbuat apa:
Bangsaku dan aku tidak bisa berbuat apa-apa
Bangsaku dan aku mengenangkan masa keemasan yang silam
Bangsaku dan aku yang masih menangisi bangsaku yang tiada
Bangsaku dan aku tidak berdaya lagi
Bangsaku dan aku meantikan fajar baru
Bangsaku dan aku menantikan keemasan yang telah tiada
Bangsaku dan aku minta tolong kepada makhluk lain
Bangsaku dan aku berteriak minta tolong kepada rekan lain,
Bangsaku dan aku yang masih bertany-tanya:

Mungkinkah teriakanku akan didengar dan dikabulkan?
Apakah makhluk lai akan peduli kepada aku dan bangsaku?
Adakah waktu aku dan bangsaku untuk mengitari bumi Papua
Adakah harapan bagiku dan rekanku untuk berkembang?



Port Numbay, 1 Mei 2007
Di tengah perayaan duka nestapa bagi bangsa rakyat bangsa Papua Barat
Santon Tekege
































DUKA NESTAPA PEREMPUAN PAPUA

Oh………………….Perempuan…………………..Perempuan …………………Papua
Dalam dinamika hidupmu diliputi kabut kegelapan
Kabut kegelapan membuat anda kegelapan
Engkau membuang diri terkelap meratapi nasibmu
Dikeningmu terbayang kesepian
Dikeningmu tersirat kabut kegelapan
Di loh hatimu tergores duka nestapa
Di loh hatimu terpotret kecemasan dan kesedihan
Apa yang engaku rasakan?
Apa yang engkau lakukan?
Buanglah suaramu
Mungkin orang lain peduli akan derita saudari

Engkau berusaha bangun dari kekelapan tidur
Kini engkau membuang suara
Teriakan minta tolong

Di tengah aku membuang diri dalam mengejar sesuatu
Teriakanmu menembus relung hatiku
Aku disadarkan oleh teriakan dan jeritan saudariku
Kini aku sadar……………………….aku sadar……………………….

Aku menengok…………….dan terus menengok……………….
Ternyata:
Engkau dibargol, diperkosa, ditindas,
Diintimidasi, dibatasi, disiksa dan dibantai

Maafkan aku……………….aku minta maaf beribu maaf………….
Aku sibuk dalam kegelapan malam untuk mengerjakan sesuatu
Makanya:
Aku lupa dan dan tidak melihat dan merasakan nasib saudariku
Aku tidak tidak merasakan derita saudariku

Aku terkejut mendengar teriakan saudariku dan tangisan saudariku

Maafkan aku…………………………..maafkan aku…………………………
Aku melupakan saudariku
Namun engkau tidak melupakanku
Maka itu engkau berteriak meminta tolong dariku

Aku menengok………………………dan terus menengok…………………..
Rupanya engkau juga mengalami apa yang saya alami
Namun bagiku hal itu menjadi teman hidupku

Oh ………..perempuan…………perempuan Papua…………….
Aku peduli pada saudariku
Aku merasa iba ketika melihat nasib sial yang menimpa padamu
Engkau dikucilkan dari para penguasa
Engkau dinomorduakan oleh manusia di bumi ini
Engkau diperlakukan tidak adil
Engkau diperlat

Aku kaum lelaki tidak sadar bahwa:
Engkau yang melahirkan saya
Engkau yang menghadirkan aku di bumi ini
Engkau sangat mencintaiku
Engkau pembawa KEDAMAIAN
Engkau yang PEMBEBAS

@@@

Kini kusadar bahwa apa yang mestinya kubuat padamu?
Aku berpikir………..dan terus berpikir………………
Oh………………….aku berusaha untuk membebaskannya
Oh………………….aku membatunya
Dan aku akan mendekatinya

Namun, apa yang terjadi terhadap diriku………………………….
Aku disiksa, diintimidasi, di terror
Aku berpaling menengok siapa gerangan ini
Ternyata…………………………………..
Manusia bertopeng……………………….manusia pengintai

Aku menengok ke kiri dan ke kananku
Ternyata aku dikelilingi oleh manusia pengintai

Kini apa yang kubuat?
Apakah aku menyelamatkan perempuan yang diborgol?
Ataukah menyelamatkan diriku?

Aduuh…………………………………………………………
Oh…………….Tuhan……….tolonglah aku…………………
Karena nywaku hamper terancam…………………………….
Nyawaku hampi terancam…………………………………….

Oh………perempuan……………………………………….
Oh………perempuan Papua
Sekali lagi aku mohon maaf aku………………maafkan aku…………….
Aku mau pergi……………….aku mau meninggalkan saudariku………..

Aduuh……………………………………………………….
Aku mencari tempat perlindungan
Aku berhenti sejenak
Aku memalingkan wajahku ke arah perempuan itu
Aduuh…………………………kasihan…………………….
Aku merasa iba
Karena jeritan dan teriakannya menebus pendengaranku
Aku menuju ke arah datangnya jeritan

Apa yang terjadi…………………………………………….?
Saudariku disiksa, diperkosa, diintimidasi, dibantai
Aku tidak berbuat apa-apa

@@@

Aku menyesal…………..dan terus menyesal
Tanyaku
Mengapa aku tidak membawanya serta
Ia telah tiada…………………….
Ia telah pergi……………………
Selamat jalan…………………..selamat jalan……………..
Selamat jalan ke rumah Bapa

Aku termenung di bawah pohon kelapa
Aku meratapi derita yang menimpa perempuan saudariku
Mengapa aku tidak membantu saudariku………………….?
Mengapa aku tidak menyelamatkan saudariku…………….?
Kini aku sadar akan salah dan dosa saya
Aku tidak segera menyelamakan saudariku dari cengkraman musuh sehingga kini engkau tiada.

Aku mohon kepada saudariku……………………………
Bantulah aku………………….dan doakan aku kepada Tuhan.
Agar ia dapat menguatkanku dalam menghadapi kabut kegelapan………………….
Oh………Tuhan dampingilah aku selama mencari cahaya terang…………………..
Semoga engkau menerima perempuan Papua
Yang telah berpulang kehadirat-Mu
Doaku senantiasa mengiringi kepergianmu
Kepangkuan Ilahi
Inilah bingkisan doaku padamu jua!


Port Numbay, 21 September 2007
Di Tengah Perayaan HUT Perdamaian Internasional
Santon Tekege

SIAPAKAH SESAMAKU?

Siapakah Anda?
Anda adalah manusia
Anda adalah manusia sama seperti aku
Anda yang sama hakekat dengan aku
Namun, mengapa anda melakukan berbagai tindakan kekerasan terhadap aku selama ini?
Anda mengirah bahwa aku ini mahkluk lain yang tidak berakal budi?
Anda membuat aku tidak berdaya?
Anda membatasi ruang gerakku
Anda memandang aku manusia kelas dua
Anda menjadikan aku seperti bola
Anda mengiris-iris aku bagaikan benda dan binatang
Anda menyedot hak milikku dengan tindakan sewenang-wenang
Anda membaut aku tersisih
Anda membuat hidupku terancam
Anda membatasi aku dalam mengajukan pendapat
Anda membatasi ruang gerakku
Anda membatasi aku berkembang

Anda membuat aku rasa tidak nyaman
Anda membuat aku menurunkan keturunan
Anda membatasi aku memiliki sesuatu
Anda membatasi aku dalam memanfaatkan sesuatu
Anda membatasi untuk sejahtera
Anda membatasi dalam pemerintahan dan politik
Anda memperlakukan aku tidak adil terhadapku
Anda menciptakan kedisharmonisan tercipta dalam masyarakatku
Anda membatasi kebudayaan aku berkembang
Anda membiarkan pelaku kejahatan tetap aktif
Anda menciptkan ketidakadilan
Anda menciptakan ketidakbenaran

Mengapa anda memperlakukan aku demikian?
Bukankah aku juga mempunyai hak untuk menikmati hidup ini?
Bukankah hak asasiku terancam hanya karena perlakuan anda?
Bukankah aku juga manusia seperti anda?
Bukankah anda sesamaku?

Aku juga mempunyai hak asasi
Aku tidak merampas hak anda
Namun, mengapa anda merampas hak asasiku?
Bukankah Tuhan memberikan hak asasiku tersebut secara kodrati
Bukankah setiap manusia dilengkapi dengan hak yang melekat yang tak dapat diganggu gugat oleh siapapun dan dengan tindakan apa pun?

Namun, memgapa anda meghalalkan segala cara untuk merampas hakku?
Bukankah tindakan anda adalah tindakan kejahatan?
Apakah anda sadar bahwa anda merampas hak orang lain?
Ataukah merasa bahwa hal itu wajar-wajar saja?
Jika demikian bukan manusia?
Mengapa? Manusia dilengkapi dengan akl budi dan perasaan

@@@

Aku berteriak berhenti atas tindakan kekerasan kepadaku, namun anda tetap melakukan aksi
Aku berteriak bebaskan aku,
Namun anda selalu membatasi dan memborgol aku
Namun engkau tetap apatis
Aku berteriak minta tolong,
Namun anda tidak membantu, malah menyiksa aku
Aku berusaha dengan segala cara untuk berdamai dengan anda,
Namun anda apatis.

Aku berteriak hentikan……hentikan tindakan kekerasan
Namun:
Mata anda melihat tetapi seolah-olah tidak melihat penderitaan orang seperti ikan cakalan
Di pasar Yotepa
Telinga anda mendengar tetapi seolah-olah tak mendengar jeritan orang seperti ayam potong yang telinganya disumbat oleh sebutir kelereng.
Hidung anda mencium tapi seolah-olah tidak mencium bau
Lidah anda seolah-olah tidak mencicipi
Hati anda seolah-olah tak dapat mempertimbangkannya,
Akal budi anda seolah-olah tak dapat berpikir akan nasib sesamamu
Rupanya anda bagaikan harimau mencari mangsa untuk memangsa

Aku mengakui anda dalam kesuksesan demi kesuksesan dalam merampas hak asasi orang lain
Segala usaha aku tempuh, namun sia-sia belaka
Anda tetap paling aktf dalam merampas hak asasi orang

Aku bertanya:
Siapakah anda?
Bukankah anda juga manusia?
Ataukah anda binatang yang tidak mempunyai akal budi?
Apakah aku dan anda berbeda?
Bukankah anda dan aku insan Allah?
Bukankah anda juga sesamaku?



Jika anda sesamaku, mengapa anda tetap merampas hakku?
Mengapa anda mencintai kejahatan dari pada kebaikan?
Jika anda mencintai kejahatan, berarti rasio insani anda sebagai pengontrol kehendak bebas sangatlah lemah
Jika rasio insani anda menjadi kuat dan dapat mengontrol dalam segala tindakanmu,
Maka anda harus membenahi rasio insani yang lemah tersebut.


Port Numbay, 10 November 2007
Refleksi Perayaan memperingati penculikan dan pembunuhan pemimpin besar anak negeri bangsa Papua Barat Dortheys H Eluai,
Santon Tekege

































KAPAN BERAKHIR PERLOMBAHAN SANDIWARA PENINDASAN?

Saksikan……………………..saksikan………………………………!
Saudara-saudariku bangsa Papua barat………………
Perlombahan sandiwara di atas pentas bumi tanah Papua sangat seru
Hampir setiap bidang kehidupan memainkan perlombahan
Jangan kaget saudara-saudariku………………………………………

Segala perlombahan sandiwara ditontonkan di dalam berbagai segi kehidupan
Perlombahan sandiwara terjadi dalam bidang pendidikan,
Kesehatan, kebudayaan, keagamaan, politik, sosial,dan sebagainya
Di mana-mana semua bidang diperlombahkan
Entah di sekolah (kampus), di asrama, di kantor,
di rumah sakit, di pasar, di jalan di rumah, di perusahaan, dan sebagainya.

Para pelakon memainkan sandiwara dengan sangat lincah para pelakon yang sangat terlatih, lincah dan gesit memainkan perannya dengan anggun dan menawan,
Permainan itu dimaksudkan untuk mengalahkan pemilik ruangan
Pemilik ruangan selalu kalah

Kalaupun pemilik ruangan berusaha,
Namun hasil kreatifitas dalam merancang sandiwara tidak dihargai
Usaha keras pemilik ruangan di pandang rendahan dan tidak berguna
Malah dicap sebagai bodoh, jijik dan tak punya apa-apa
Mengerjakan sesuatu, selalu saja tidak dihargai
Berusahalah sesuatu, selalu saja dibatasi dengan berbagai cara
Perhatikan……..perlombahan sandiwara yang dimainkan
Pemilik ruangan dengan pengunjung

Perhatikan……………………………dan saksikanlah……………………….
Pemilik ruangan mempunyai kemampuan,
namun anda dipandang renhdahan
Anda menghasilkan sesuatu,
namun usahamu tidak dihargai
Hasilmkerjamu dipandang rendahan, tidak berbobot
Anda dipandang sebagai bodoh………….
Sehingga dalam pemberian nilaipun tidak diberikan sesuai dengan
kemampuan yang anda dimiliki
Anda diberi nilai seperti itu, karena selama ini anda dipandang
sebagai manusia kelas dua, manusia yang tidak ada gunanya

apakah anda memang bodoh?
Apakah penilaian yang diberikan berdasarkan penilaian obyektif ataukah subyektif?

Perhatikan……………………….dan saksikanlah……………………………..
Berbagai sandiwara ini terjadi di swasta, dan juga di negeri
Lembaga yang menegakkan keadilan dan kebenaran pun
Memperlakukan pemilik ruangan sebagai manusia rendahan
Lembaga yang melanjutkan visi dan misi Yesus Kristus pun
Pertontonkan perlombahan sandiwara penindasan

Perhatikan………………………..perhatikan…………………….!
Kini oknum-oknum tertentu yang bekerja di lembaga
Yang sebenarnya memperjuangkan kebenaran dan keadilan
Tidak peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan
Nilai-nilai kemanusiaan selalu dianggap rendahan
Harkat dan martabat pemilik ruangan diinjak-injak

Saksikan………………dan perhatikan dengan seksama……………!
Kapan berakhir perlombahan sandiwara satu berakhir muncul perlombahan satu lagi
Pemilik ruangan bingung dengan semua perlombahan sandiwara itu
Karena para pengunjung lincah, gesit, dan berfasih lidah

Lidah para pengunjung sangatlah licik seperti ular
Dibalik kelicikan ada tersimpan racun bisa yang mematikan pemilik ruangan
Di depan kelicikan lidahnya, mengalahkan pemilik ruangan
Pemilik ruangan selalu berada pada posisi lemah

Saksikan………………..saksikan……………….saudara/i tanah bangsa Papua Barat.
Perlombahan sandiwara sangat seru
Pemilik ruangan diperlakukan sebagai budak dengan sandiwara yang seru
Walaupun letih dan lesuh pemilik ruangan berperan sebagai pelaku
Para pengunjung datang dan pergi saling isi mengisi

Perhatikan……………..perhatikan……………….
Pemilik ruangan mempunyai harkat dan martabat,
Namun ia tidak dihargai bahwa pemilik ruangan memiliki kemampuan,
Tetapi selalu dibatasi dengan berbagai stigma

Kini saatnya ku bertanya………………………………………………!
Apakah saudara………………………..pengunjung sadar atas perlombahan sandiwara
Yang dimainkan dengan kekerasan?
Apakah pengunjung sadar bahwa pemilik ruangan juga manusia sama seperti anda?

Kapan berakhir perlombahan sandiwara penindasan?
Adakah waktu bagi pemilik ruangan memainkan perlombahan sandiwara
Dengan cepat, lincah dan bebas tanpa ada unsure penindasan?
Siapakah yang akan melatih para pemilik ruangan agar tampil dengan lincah dan gesit
Dipentas perlombahan sandiwara?
Siapakah yang akan membebaskan dari perlombahan sandiwara yang di dalamya
Mengandung racun yang mematikan pemilik ruangan?


Port Numbay, 12 September 2007
Berada di tengah dalam kebingungan menyaksikan perlombahan sandiwara Perang Biologis lewat makanan dan minuman merupakan penindasan dan pemusnahan di bangsa Papua Barat
Santon Tekege










































MENATAP MISI HIDUP

Di tengah aku merasa bosan menjalani hidup ini
Engkau mengatakan: Hidup adalah anugerah, terimalah
Di tengah ruang gerakku dibatasi oleh tembok raksasa
Engkau mengatakan: Hidup adalah tantangan, hadapilah
Di tengah aku dalam Lumpur duka
Engkau mengatakan: Hidup adalah penderitaan, hadapilah
Di tengah terbawa arus ombak
Engkau mengatakan: Hidup adalah pertandingan, menangkanlah
Di tengah terlena di pembaringan
Engkau mengatakan: Hidup adalah kewajiban, lakukanlah
Di tengah aku berada dalam kehampaan
Engkau mengatakan: Hidup adalah kesukaan, nikmatilah
Di tengah aku bungkam seribu bahasa
Engkau mengatakan: Hidup adalah lagu, nyanyikanlah
Di tengah aku putus asa
Engkau mengatakan: Hidup adalah janji, penuhilah
Di tengah berada dalam ketegangan
Engkau mengatakan: Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah
Di tengah aku egoisme
Engaku mengatakan: Hidup adalah kasih, bagikanlah
Di tengah aku berada dalam krisis
Engkau mengatakan: Hidup adalah kesempatan, gunakanlah
Di tengah aku berada dalam kesunyian
Engkau mengatakan: Hidup adalah keindahan, bersyukurlah
Di tengah aku termenung memikirkan misi hidupku
Engkau mengakatan: Bertindak dan isilah hidupmu bagi Kemuliaan Tuhan Allah


Port Numbay, 24 November 2007
Refleksi termenung di kamarku tentang adikku yang keluar dari pendidikan SMA
Santon Tekege













BURUNG MAMBRUK BERTANYA:
APAKAH NEGARA DEMOKRASI ATAUKAH NEGARA OTORITER?


Aku burung Mambruk meragukan……………………………!
Apakah Negara ini Negara yang berdasarkan hukum dan demokrasikan
Ataukah Negara otoriter dan militeristik

Aku bersaksi……………………………………………………!
Banyak persoalan yang muncul dan tenggelamkan
Satu persoalan belum diselesaikan melalui mekanisme hokum,
Muncul lagi masalah lain
Masalah di Papua berkembang terus-menerus
Bagaikan spiral yang tak dapat bertemu ujung pangkalnya

Aku bersaksi…………………………………………………….!
Semua persoalan tidak ditangani dengan serius
Para pelaku kejahatan dibiarkan begitu saja tanpa diproses
Kalaupun diproses tidak diproses melalui mekanisme hukum yang berlaku
Para pelaku bagaikan burung elang mengepakan
Sayapnya terbang kian kemari manusia untuk di santap

Benarkah Negara ini Negara hukum?
Aku meragukan……………………………………………………?
Jika Negara hukum, mengapa para pelaku kejahatan dibiarkan tanpa penyelesaian masalah melalui hukum yang murni dan konsekwen
Apakah para penegak hukum tidak ada?
Apakah Negara ini kebal hukum atau kebal salah
Sehingga kurang diproses melalui hukum yang murni
Tanpa ada penyimpangan

Dikatakan Negara hukum, apabila segala permasalahan
Diselesaikan secara murni dan konsekwen
Negara hukum berarti Negara yang menjunjung tinggi hukum
Dan menegakkan hukum secara baik dan benar.

Apakah Negara ini Negara demokrasi?
Aku burung mambruk meragukan…………………….!

Negara demokrasi mempunyai tujuan yang paling mulia, luhur, dan
Paling tingggi bila dibandingkan dengan bentuk Negara lain
Tujuan akhir dari Negara demokrasi dan hukum
Bukan untuk mengejar kebahagiaan diri sendiri dan
Kelompok tertentu melainkan kebahagiaan dan kenyamanan semua yang menjadi warganya
Kebahagiaan hidup yang aman dan sejahtera,
Itulah yang menjadi tujuan yang dikejar oleh pemerintah dan
Seluruh komponen masyarakat

Kebahagiaan seluruh warganya menjadi tujuan utama
manusia diletakkan di atas segala yang lain
yang ada dipermukaan bumi

pembentukan Negara kesatuan Republik Indonesia
dengan tujuan untuk melindungi semua orang,
termasuk hak perseorangan

Negara harus melindungi warganya dari berbagai gangguan
Yang berasal dari dalam, yakni ketidak-adilan, penindasan,
Pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, pembohonan, dan
Segala macam bentuk intimidasi, penyindiran, teror, dan
masih banyak tindakan kekerasan lain yang terjadi di tanah Papua

Jika Negara Indonesia sebagai Negara demokrasi dan
hukum sebagaimana yang digambarkan di atas,
apakah keluhuran manusia Papua sebagai yang punya harkat dan
martabat sudah dijunjung tinggi?
Apabila belum, apakah pemerintah RI sedang mengupayakan keluhuran
Manusia Papua sebagai manusia sejati,
Seperti manusia lainnya di Indonesia?

Jikalau penguasa Negara Indonesia mempunyai hati dan
Kebijakan yang baik tertentu saja tidak membedakan
Kekuasaan penguasa Negara dengan kekuasaan
Sseorang ayah terhadap istri dan anak-anaknya
Penguasa Negara dalam dalam menjalankan kekuasaannya
Tentu menganggap setiap warga Negara sebagai anak-anaknya sendiri
Penguasa wajib merawat, memelihara, mengasuh, mengarahkan, mendidik
Dan melindungi setiap warga Negara dengan penuh perhatian,
Penuh tanggung-jawab dan penuh kasih sayang.

Para penguasa yang bijaksana tidak mungki bertindak
Terhadap warganya dengan paksaan dan
Kekerasan dan ia akan menciptakan moralitas bangsa yang baik
Para penguasa musti mengambil kebijakan yang sesuai
Dengan kebutuhan masyarakat setempat

Namun apa yang terjadi selama ini,
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah
Untuk menyelesaikan masalah Papua selalu tidak jelas dan malah bertambahnya berbagai permasalahan yang semakin hari semakin kompleks.

Pemerintah pusat terkesan memaksa rakyat Papua
Dengan segala kebijakan yang tepat bagi pemerintah pusat
Aku bersaksi………………………………….misalnya, INPRES No. 01 tahun 2003
Tentang pemekaran Propinsi Irian Jaya Barat dan Irian Jaya Tengah

Namun, berbagai kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, Apa reaksi rakyat Papua?
Rakyat menanggapinya adalah dengan cara berunjuk rasa atau demo damai
Penolakan kebijakan pemerintah yang hanya menambah konflik di kalangan rakyat Papua

Anak negeri menilai……………………………..
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah rupanya dapat memperkeruh suasana keharmonisan, dan ini hanya sebagai gula-gula
yang sedang dibangun di bumi Cenderawasih tercinta ini
Ketika itu masyarakat Papua mendengar kebijakan-kebijakan tersebut menjadi bahan omongan dan melakukan aksi di kantor DPR

Pada saat masyarakat bereaksi itu terjadi konflik dengan pihak penguasa,
Bahkan waktu dan tenaga dikorbankan
Demi menyuarakan aspirasinya
Pemerintah pusat juga memfasilitas pembangunan KODAM di Nabire dan
KODAM Wamena dan juga KOREM di Merauke
Kebijakan ini bukanlahsuatu cara menyelesaikan persoalan
Malah semuanya ini akan menambah persoalan baru di tanah Papua

Masyarakat seringkali bertanya-tanya apakah pemerintah mengetahui kondisi riil masyarakat setempat?
Ataukah pemerintah sengaja memperkeruh suasana di Papua
Sedang berusaha mewujudkan PAPUA TANAH DAMAI?

Sementara ini kebijakan langsung turun dari pemerintah pusat
Tanpa mengikuti hati nurani rakyat Papua, dan
Juga permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat
Berbagai kebijakan yang kurang tepat tersebut
Merupakan salah satu penyebab timbulnya konflik yang berkepanjangan.

Rupanya nilai kemanusiaan anak negeri Papua
Semakin hari semakin berada pada ketidak-seimbangan,
kegalauan dan berusaha serta rasa tidak puas,
Sepertinya mewabah dikalangan masyarakat
yang berada dalam kalangan orang kebanyakan

Nilai-nilai sosial budaya mereka diabaikan dan
Kurang mendapat tempat yang wajar serta kebebasan menyampaikan pikiran mereka terhambat karena adanya pembatasan birokrasi.

Pembangunan yang dilakukan sepertinya
Tidak membawa perubahan yang berarti,
Karena di sisi lain pelaksanaan pembangunan terkesan menolong dan juga TOP DOWN
Rupanya segala kebijakan yang diambil, tidak sesuai dengan kondisi riil masyarakat Papua

Dengan berbagai kebijakan yang kurang aspiratif yang ditawarkan oleh pemerintah membuat rakyat Papua terjadi pro dan kontra
Bagi yang kontra adalah jelas mempunyai kepentingan tertentu dengan kebijakan yang dimaksud

Masyarakat Papua diadu-domba oleh berbagai kebijakan
Kebijakan tersebut membingungkan masyarakat Papua,
Dan ditanggapinya dengan berbagai aksi
Pada saat aksi tersebut banyak orang menjadi korban amukan pemegang kuasa / power
Masyarakat mati bagaikan singa memangsa-mangsanya
Darah mereka bercucuran bagaikan air yang mengalir dan membasahi bumi Papua.

Di tengah itu para masa pendemo yang lain yang memadati
Kantor penampung aspirasi, bubur menuju kediaman
Mereka dengan rasa was-was jangan-jangan diburu lagi oleh singa manusia
Apakah tindakan semacam ini dapat dibenarkan?

Keinginan masyarakat untuk berdialog selalu tidak ditanggapi oleh pemerintah
Masyarakat dengan cara aksi dan melalui tulisan-tulisan disampaikan
Kepada perampung aspirasi dan diteruskan ke pemerintah
Masyarakat menunggu aspirasinya dengan senang hati
Namun, hari demi hari, bulan demi bulan, tanuh demi tahun, lewat begiru saja tanpa tanggapan positif dari pemerintah
Rupanya suara akar rumput, pohon, batu, air, tanah, burung, dan ikan tidak didengar
Aspirasi masyarakat kiranya tidak mendapat perhatian yang serius

Masyarakat Papua merasa bahwa mereka tidak dihargai, dihormati
Dan tidak diperlakukan dengan baik sebagai warga negaranya
Masyarakat bertanya-tanya:
Mengapa aspirasi mereka tidak sama sekali ditanggapai oleh pemerintah?
Adalah penting bagi para penguasa di Indonesia
Untuk mendengarkan suara hati rakyat Papua,
Karena suara hati rakyat Papua adalah suara ALLAH
Suara ALLAh yang keluar dari lubuk hatinya yang paling mendalam
Adalah suara yang paling hakiki dan sesunguhnya.

Suara hati rakyat Papua yang merupakan harapan dan
Kerinduan yang diidam-idamkan dengan mengatakan
Jika pemerintah Indonesia benar-benar Negara demokrasi
Membuka dan mengadakan dialog damai dengan masyarakat Papua
Rupanya suara hati rakyat Papua juga mengungkapkan kerinduan yang diidamkan-idamakan dengan mengatakan: AKU MAU MERDEKA
Masyarakat Papua dari lubuk hatinya mengatakan ungkapan tersebut,
Namaun impian mereka untuk membuka dialog menuju refrendum dan
Menghirupnya udara merdekanya hanya khayalan belaka
Hanya mimpi di siang bolong

Apa arti ungkapan kata MAU MERDEKA?
Bebas dari berbagai penindasan
Bebas dari keterkurungan
Bebas dari kebodohan
Bebas dari keterbelakngan
Bebas dari keterisolasian
Bebas dari kemiskinan
Bebas dari krisis identitas
Bebas dari pembangunan pemerginarisasi
Bebas dari pembangunan pembodohan
Bebas dari pembantaian
Bebas dari penipuan
Bebas dari perampasan Sumber Daya Alam Papua
Bebas dari perampasan tanah adat
Bebas dari praktek KKN
Bebas dari perbudakan kenikmatan semata
Bebas dari bumeran yang mematikan yakni HIV/AIDS
Bebas dari untuk menciptakan PAPUA TANAH DAMAI
Bebas untuk menata hidup baik
Bebas untuk menuju Papua baru. Amin…………..!

Tetapi sekarang siapkanlah dengan sampang dan kekuatan saudara-saudari di Papua
Karena kamu akan menikmati nasibmu dan fajar sudah mulai terbit, tetapi akan dapat membasahi dengan hujan dan badai besar dari luar, maka kuatkan iman akan kepercayaan kepada Kakak Yesus Kristus supaya mengalami keselamatan jiwa-jiwa dan keselamatan raga yaitu:
KEBEBASAN MUTLAK
Yaitu
KEMERDEKAAN, KEMANDIRIAN, DAN KEDEWASAAN PENUH



Port Numbay, 1 Desember 2007
Di tengah Refleksi termenung Perayaan HUT Kemerdekaan bangsa Papua Barat

Santon Tekege



BURUNG CENDERAWASIH BERSAKSI

Tahun demi tahun aku berada dalam kegelapan
Aku tak berbuat apa-apa berada dalam kegelapan malam
Aku merasa dingin dan lapar
Kampung kecilku merasa hau dam lapar
Aku ingin mencari biji-biji untuk mengisi kampung kecilku

Aku keluar dari sarang di tengah kegelapan
Aku berusaha terbang ke satu pohon yang lain
Hendaknya mencari sesuatu untuk mengisi perutku
Aku mencari terus mencari, namun tiada apa-apa
Pohon yang dahulunya rindang dan penuh dengan biji-biji telah tiada

Kini aku mengisi perutku dengan apa? Tanya ku
Aku harus mencari rekan-rekanku yang telah tiada
Aku mengepakan sayapku hendaknya mencari rekan-rekanku

Aku terbang hingga sampai pada suatu hutan rimbah,
Ternyata aku menemukan tulang-belulang
Aku bertanya dalam hati, mengapa ada tulang-tulang ini?
Aku menarik diri untuk memikirkan siapa gerangan yang mengumpulkan tulang-belulang
Tersebut
Aku tidak menemukan siapakah yang melakukannya

Aku meninggalkan tempat tersebut
Dan menuju ke salah satu lembah,
Ternyata di situ ada mayat-mayat manusia sedang membusuk,
Aku kaget ketika melihat mayat itu
Aku bertanya dalam hati: mengapa mayat ini membusuk?
Siapa yang menyebabkannya mayat-mayat ini terdampar di hutan rimbah?
Aku bertanya dan terus bertanya dalam diriku

Aku ingin tahu siapakah gerangan yang membunuh mayat-mayat tersebut,
Makanya aku terbang menuju ke lembah hutan rimbah lain
Aku mengepakan sayapku mengitari bumi persada Papua
Hendaknya mencari siapa gerangan yang membunuh anak negeri Papua
Ketika aku mengitari bumi persada Papua,
Aku menemukan segerombolan manusia yang mengenakan pakaian preman
Bermain sesuatu di lapangan anak negeri

Aku mendekati mereka sambil bertanya dalam hati:
Pertandingan apakah yang sedang ditandingkan?
Aku mendekti seseorang sedang asyik menonton permainan tersebut
Aku bertanya: pertandingan apakah yang sedang ditandingkan?
Ia berkata: pertandingan adu fisik dan adu mental
aku bertanya lagi: kedua regu tersebut dari mana saja?
Regu bagian barat yang menguasai bola adalah tim pengunjung,
Sedangkan regu bagian Timur adalah pemilik lapangan sahutnya
Aku megamat-amati mereka yang sedang sibuk bertanding
Hendak mengetahuibola jenis apa yang mereka gunakan dalam pertandingan tersebut?
Ternyata bola buatan manusia pengintai,
Bola buatan penyerobot tanah adapt
Aku mengamati bola tersebut dengan seksama,
Ternyata bola tersebut kulitnya tersobek-sobek

Aku mendekati seorang lagi yang sedang asyik menonton bola
Aku bertanya: sejak kapan bola tersebut dibuat oleh manusia penyerobot?
Ia berkata: Bola tersebut dibuat sejak empat setengah decade yang lalu
Oh………………………………………….ya……………………………kataku
Aku bertanya lagi: sejak kapan mereka mulai bertanding?
Sejak bolaj tersebut dibuat, sampai saat ini masih dipertandingkan, katanya.
Aku bertanya lagi: kapan pertandingan itu berakhir?
Para pemilik lapangan memasukkan bola barulah pertandingan akan berakhir, sahutnya.

Aku dengan seksama menyaksikan pertandingan adu fisik dan adu mental
Permainannya sangat seru,
Babak satu selesai, muncul lagi babak berikutnya
Sementara babak-babak pertama belum selesai ditandingkan
Tim baru menyusul dan mendaftarkan diri untuk ingin bertanding

Dalam pertandingan tersebut terjadi adu fisik dan adu mental yang sangat seru,
Mengakibatkan anak negeri yang ada keseleo kaki,
Ada yang meninggalkan permainan,
Bahkan ada yang dilengserkan oleh para pemain
Yang terlatih dan cantiknya main
Rupanya di lapangan ini di penuhi dengan lautan manusia
Rupanya lautan manusia memenuhi lapangan ini,
Hendak meraih kemenangan
Banyak tim kedatangan,
Sementara pemilik lapangan ini lama kelamaan kekurangan pemain
Karena permainannya ada banyak keseleo,
Ada yang meninggalkan karena patah tulangnya,
Dan ada yang masih berbaring di rumah sakit

Tiada hari tiada istirahat
Pertandingan di lapangan terus dipertandingkan
Para pengunjung semakin hari semakin melonjak,
Sementara pemilik lapangan semakin kekurangan pemain
Para pengunjung dengan tenaga-tenaga yang terlatih
Memasukki pentas lapangan dengan gagah perkasa
Hendak mengalahkan para pemilik lapangan.
Sayangnya para pemilik lapangan,
Mereka semakin minoritas
Pertandingan terus dn terus dipertandingkan
Bagi para pengunjung datang dan pergi
Para pengunjung yang kalah menghadapi pemilik lapangan
Mengundurkan diri untuk istirahat sejenak
Dan digantikan oleh pemain baru lagi
Sedangkan pemilik lapangan tidak ada pemain baru yang datang lagi
Walaupun lelah, mereka terus mempertahankan permainan

Tiada hari tiada lelah para pemilik lapangan menghadapi
Para pemain pengunjung terlatih yang datang dengan gagah perkasa
Para pemilik lapangan berusaha mau memasukkan bola,
Namun, pemain lawan berlapis-lapis sehingga tidak bisa menggolkannya
Mereka berusaha dan terus berusaha

Aku menyaksikan permainan tersebut,
Karena permainannya sangat seru
Bola tersebut lebih banyak dikuasai oleh para pemain pengunjung
Para pemilik lapangan kurang mendapatkan bola
Kalaupun mereka merebut bola, tetap direbut oleh pemain pengunjung
Kalaupun mereka tidak mendapatkan bola, mereka tetap mempertahankan arenanya agar bola tidak gol lagi

Kini memasuki masa-masa musim kemarau
Para pemain pengunjung sudah kecapean dan sudah mulai bingung
Karena pemilik lapangan bermainan dengan taktik
Para pemilik lapangan sudah mahir dalam taktik mengoper bola
Bola buatan penguasa, kini berada di tangan rakyat bangsa Papua Barat
Aku menyaksikan apakah mereka akan menggolkannya ataukah tidak

Aku burung cenderawasih berseru: Inilah saatnya…………………………………..
Bergegaslah sekarang………………………………………………………………..!
Manfaatkan waktu ini………………………………………………………………..!
Kerahkan seluruh tenaga……………………………………………………………..!
Sebab para pengunjung sudah mulai bingung dengan pola permainan orang Papua
Janganlah mengobrak-abrikkan bola
Janganlah putar-putar, tetapi berusahalah menggolkannya
Sebab kemungkinan moment seperti ini tidak akan terulang lagi
Bangkitalah Hai pemilik lapangan
Janganlah lewatkan waktu yang indah ini

Inilah waktu emas bagi ANDA untuk menggolkannya
Hai pemilik lapangan berusahalah………………………………………………..!
Ingatlah bahwa anda hanya beberapa orang saja
Jika tidak menggolkan pada moment ini,
Maka pengunjung terlatih akan berdatangan dengan kita demi meraih kemenangan
Jika tidak berusahalah, maka kalian akan mengalami kekalahan
Dari pada kalian kalah, berusahalah pada saat ini…………………………………….!
Pertaruhkan dirimu…………………………………………………………………….!
Kerahkan seluruh energi……………………………………………………………….!
Gunakan taktik sedemikian rupa.

Kini bola buatan penguasa berada di kaki pemilik lapangan
Apakah anda berusaha menggolkannya ataukah tidak?
Jika berputar-putar, maka kemungkinan tipis untuk menggolkannya
Anda merasa bahwa ada saatnya untuk menggolkan,
Tetapi ide anda kemungkinan mimpi di siang bolong
Inilah saatnya untuk menggolkan bola
Jangan ragu-ragu………………………………………………………………………!
Sejarah bangsa Papua Barat telah mulai di ujung Ufuk Timur dengan sinar Fajar
Majulah dan golkan bola yang sedang berada di kaki…………………………………!
saudara-saudariku di tanah Papua Barat.




Port Numbay, 1 Desember 2007
Refleksi termenung di tengah Koalisi Perjuangan Hak-hak Asasi rakyat sipil Papua dan memperingati HUT Kemerdekaan bangsa Papua Barat

Santon Tekege




















MATI SATU, TUMBUH SERIBU

Saksikan………………………….saksikan…………………………..
Yudas-Yudas baru bermunculan di bumi persada Papua
Anda orang Papua dan juga Amber menjadi Yudas
Umat menjadi Yudas, menjual gembalanya
Bapa menjadi Yudas, menjual anaknya
Ibu menjadi Yudas, menjual anak dan suaminya
Anak menjadi Yudas, menjual orang tuanya
Pimpinan menjadi Yudas, menjual anak buahnya
Anak buahnya menjadi Yudas, menjual pimpinannya
Saudaranya menjadi Yudas, menjual rekannya
Majikan menjadi Yudas, menjual pembantunya
Guru menjadi Yudas, menjual muridnya
Murid menjadi Yudas, menjual gurunya.

Saksikan……………………….saksikan………………………
Para pejuang Papua dan rakyatnya dihabisi dengan berbagai cara
Ada cara terselubung dan juga terang-terangan
Diracuni lewat makanan dan minuman
Menyebarkan virus HIV/AIDS lewat berbagai cara
Lewat makanan, minuman, suntikan, dan lainnya sebagainya
Ditembaknya mati, ditikam, diculik, dianiaya dan lain sebagainya.

Saksikan………………………….saksikan……………………
Uang menjadi raja di atas segalanya
Paha putih menjadi dambahan manusia
Hanya tergiur barang duniawi semata, menjual pejuang Papua

Saksikan……………………saksikan…………………………
Hei anak negeri Papua sadarkah
Mengapa engkau menjual saudaramu?
Engkau menjual salah seorang pejuang berarti
engkau menjual dirimu sendiri,dan
Menjual sesamamu dan tanahmu Papua.

Hei anak negeri Papua yang masih memiliki jiwa nasionalisme Papua
Saudara-saudari se-Papua mari ……
Maju untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
Maju menegakkan kebenaran dan keadilan adalah keharusan
Dan mati demi menegakkan kebenaran dan keadilan adalah kebanggaan.
Satu orang mati dan ditangkap, tetapi tumbuh seribu.
Perjuangan tak akan pernah padam dan pudar selagi ada anak negeri
Yang berani melawan neo-kolonialisme, neo-imperialisme
Dan militerisme yang tercipta di Papua.
Perjuangan melawan neo-kolonialisme, neo-imperialisme dan militerisme
Harus teruskan dikobarkan, diperjuangkan dan ditumpas dengan menggunakan moncong
Mulut, sampai titik penghabisan, yakni Papua terbebas dari penindasan.



Port Numbay, 1 Desember 2007
Di tengah merenungkan nasib para leluhur Papua dan nasib malang yang akan tertimpa pada diri dalam memperjuangkan KEBENARAN DAN KEADILAN

Santon Tekege




































KOBARKANLAH SEMANGAT PERJUANGAN SAMPAI TITIK AKHIR

Hei…….. penguasa Indonesia kapan berakhir penindasan di Papua?
Engkau membunuh manusia Papua dengan berbagai cara
Pembunuhan secara misterius sampai terang-terangan

Engkau juga menguras Sumber Kekayaan Alam Papua
Kekayaan alam yang ada dipermukaan bumi sampai dalam perut bumi
Demi mengambil kekayaan alam di Papua engkau mengorbankan anak negeri Papua
Anak negeri Papua bantai satu persatu
Pejuang Papua engkau bunuh satu persatu

Engkau menggagalkan berbagai cara membendung aspirasi merdeka,
Namun semangat perjuangan menuju Papua Baru tetap subur dan tak pernah padam
Akhir dari penderitaan Papua pasti akan tercipta Papua Baru.
Untuk meredam aspirasi merdeka penguasa membuang waktu, tenaga, dan materi serta pikiran selama ini
Segala daya upaya Indonesia sia-sia belaka
Sebab kemerdekaan adalah hak segala bangsa
Maka itu, kemerdekaan itu hak bangsa Papua juga.

Hei anak negeri kibarkanlah panji-panji Yesus Kristus sesuai visi dan misi-Nya dalam hidup perjuangan kebenaran dan keadilan
Tabuhkanlah tifa seraya melawan
Serukanlah kepada ALLAH nenek moyang Papua seraya melawan

Maju terus………..maju terus……………………………………….!
Janganlah menyerah
Akhir dari perjuangan ada kemenangan
Akhir dari penderitaan ada kemenangan
Berjuanglah sampai titik akhir, yakni menuju KEBEBASAN MUTLAK DI PAPUA.


Port Numbay, 1 Desember 20007
Di tengah merenungkan nasib malang tertimpa pada dirinya di Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru Abepura-PAPUA.

Santon Tekege








UNTUK SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

Untuk segala sesuatu ada waktunya
Apapun yang terjadi di bawah langit ada waktunya
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal
Ada waktu untuk tidur, ada waktu untuk bangun
Ada waktu untuk duduk, ada waktu untuk berdiri
Ada waktu untuk lapar, ada waktu untuk kenyang
Ada waktu untuk tidak menyeberang lautan, ada waktu untuk mengarungi lautan
Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk menuai
Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyelamatkan
Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa
Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari
Ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu
Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk melepaskan
Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi
Ada waktu untuk menyimpang, ada waktu membuang
Ada waktu untuk merobek, ada waktu menjahit
Ada waktu untuk membenci, ada waktu untuk mencintai
Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara
Ada waktu untuk berperang, ada waktu untuk berdamai
ada waktu untuk sedih, ada waktu untuk suka
ada waktu untuk kekalahan, ada waktu untuk kemenangan
ada waktu untuk penderitaan, ada waktu untuk kesenangan menuju puncak kemenangan

Hei manusia Papua inilah saat yang tepat
inilah saat yang tepat untuk menumbuhkan
nasionalisme Papua yang semakin menghilang
janganlah menyia-nyiakan waktu baik ini
gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik mungkin

@@@

Hei anak negri Papua………..bangkitlah……….
Bangkit untuk melihat sesamamu yang semakin menderita tertindas
Bangkit untuk melihat alammu yang semakin khaos
Bvangkit untuk menyelami segala fenomena yang terjadi

Apakah anda melihat fenomena yang terjadi di Papua?
Ataukah anda membuang diri terlelap?
Apakah anda melihat bahwa saudaramu dibantai?
Apakah anda melihat bahwa alammu diperkosa?
Apakah anda melihat bahwa kekayaanmu disedot?
Apakah anda melihat bahwa ruang gerakmu dabatasi?
Apakah anda terus dipandang sebagai manusia kelas dua?
Apakah anda dipermainkan seperti bola?
Apakah alammu terus disedot dengan tindakan sewenang-wenang

Apakah anda terus tersisih?
Apakah hidupmu terus terancam?
Apakah terus dibatasi dalam mengajukan pendapat?
Apakah terus dibatasi untuk berkembang?
Apakah anda terus tidak nyaman?
Apakah anda terus dibatasi dalam menurunkan KETURUNAN?
Apakah anda terus dibatasi dalam memiliki sesuatu?
Apakah anda terus dalam memanfaatkan sesuatu?
Apakah anda terus dibatasi untuk sejahtera?
Apakah anda terus dibatasi dalam pemerintahan dan politik?
Apakah anda terus diperlakukan tidak adil?
Apakah anda terus mengalami kedisharmonisan dalam hidupmu?
Apakah kebudayaanmu terus dibatasi sehingga kebudayaan tidak berkembang?
Apakah anda terus mengalami ketidak-adilan?
Apakah anda melihat bahwa kiri kananmu ada manusia pengintai?
Apakah anda melihat semunya itu?

Jika anda melihat fenomena itu, bagaimanakah reaksi saudara/i orang Papua?
Apakah anda terus tenggelam dalam amukan penindasan?
Apakah anda tunduk dan apatis?
Apakah anda bungkam seribu bahasa?
Apakah anda terus dijajah?
Apakah anda terus diperkosa?
Apakah anda terus diintimidasi
Apakah ruang gerakmu terus dibatasi?
Apakah anda terus menjadi budak?
Ataukah……..anda bangkit melawan?

Jika anda melawan, sekarang saatnya
Tuhan memberikan kepada anak negri Papua, untuk bangkit melawan
Saat inilah moment tang tepat, gunakanlah kesempatan ini
Janganlah menyia-nyiakan waktu emas yang diperuntukkan bagimu
Jika anda melewatkan waktu emas ini, anda terus dan terus tersisih, diintimidasi,
Diteror, dibatasi, diejek, dicemooh, kekayaanmu disedot, diperbudak, diadu-domba, dimarginalisasi, bahkan dibantai, dibodohi, diejek,………..

Apakah anda merasa baik untuk ditindas?
Jika anda melihat hal tersebut tidak baik,
Lawanlah dengan segala cara
Kerahkanlah segala dayamu untuk melawan penindasan
Sebab anda juga mempunyai hak hidup

Bangkitlah…….hei manusia Papua
Bangkitlah untuk melawan
Apakah anda mempunyai telinga, mata, hidung, lidah, kulit, akal budi dan perasaan?

Jika anda mempunyai telinga, dengarlah jeritan anak negri Papua
Jika anda mempunyai mata, lihatlah penderitaan saudaramu
Jika anda mempunyai hidung, ciumlah bau bangkai saudaramu
Jika anda mempunyai lidah, kecaplah penderitaan saudaramu
Jika anda mempunyai kulit, rasakanlah sentuhan kasar yang menimpamu
Jika anda mempunyai akal budi, berpikirlah dengan jernih dan bertindak
Jika anda mempunyai hati, hayati dan dalamilah segala kegetiran yang menimpa dirimu dan saudaramu

Mengapa anda seolah-olah membiarkan diri terkelap?
Mengapa anda bimbang?
Bukankah saat ini yang tepat bagi anda untuk melawan?

@@@

Hai……anak negri Papua………..bangkitlah………..
Angkatlah kepalamu
Bukalah matamu
Buanglah arah pandanganmu
Bangkit untuk melawan
Melawan untuk keluar dari penindasan
Penindasan yang melingkupi derap langkahmu

Jika anda mau melawan, janganlah menggunakan kekuatan fisik, senjata, alat tajam, anak panah, tombak, batu, dan kayu
Singkatnya bahwa janganlah menggunakan segala benda yang ada di bumi

Jika demikian apa yang perlu gunakan untuk melawan?
Jika anda mau melawan, gunakanlah gerakkan moral
Jika anda melawan, tumbuhkan nasionalisme Papua
Jika anda mau melawan, tumbuhkan semangat juang
Jika anda mau melawan, tumbuhkan semangat patriot
Jika anda mau melawan, gunakanlah doa sebagai senjata
Jika anda mau melawan, gunakanlah akal budi yang murni
Jika anda mau melawan, dahapilah dengan kepala dingin
Jika anda mau melawan, petikkan suaramu
Jika anda mau melawan, mediasi dengan Negara lain
Jika anda mau melawan, mendesak Indonesia berdialog
Jika tidak diindahkan, mendesak Indonesia membuka diri dgn Negara lain untuk memfasilitasi dialog Internasional.

Hei …anak negri Papua inilah saat yang tepat bagimu
Bangkitlah………………………………………..
Tabuhkan tifa kekhasanmu sambil melawan………
Kidungkanlah nyanyian kekhasanmu melawan
Teriaklah kapada Yang Transenden untuk menolongmu
Berjuanglah dengan gagah berani para arwah nenek moyangmu dan Allahmu mendampingi perjuanganmu

Kerahkanlah segala daya
Berjuanglah sampai anak negrimu terbebas dari penindasan
Jika Tuhan menolongmu, anda akan menikmati udara segar
Inilah harapan anak negeri Papua.


Port Numbay, 10 November 2007
Di tengah Perayaan HUT Penculikan dan Pembunuhan Pemimpin Kharismatik Papua Dortheys Hiyo Eluay,

Santon Tekege





























SUARA SEMUT HITAM:
FAJAR SUDAH MEREKAH DI UFUK TIMUR


Hei anak negri……………….
Anda telah lama terbawa amukan penguasa
Anda telah lama berada dalam kabut kegelapan
Kabut kegelapan membuat anda tidak berdaya
Kabut kegelapan membuat anda terlelap
Kabut kegelapan membuat anda tak berbuat apa-apa
Anda merasa bahwa hidup ini tidak ada artinya

Aku mengakui perasaanmu itu
Sebab aku juga menyaksikan dan mengalami
Segala aku juga menyaksikan dan mengalami
Segala ulah yang membuat kita terlelap
Kini, aku membawa berita baru bagi anak negri
Aku membawa kabar baik bagimu
Hai anda yang meratapi duka nestapamu

Hei bangunlah…………………………anak negri Papua
Janganlah terbawa dengan amukan penguasa
Janganlah terlena di dalam dinding rumah meratapi deritamu
Anda telah lama terlena dalam kabut kegelapan
Anda telah lama berada dalam amukan penguasa

Dengarkanlah hai anak negri Papua………….
Dengarlah berita baru bagi bangsa Papua Barat…….!
Aku datang dari Ufuk Timur membawa kabar indah bagimu

Bangunlah………….hai anak negri………….bangkitlah…………….!
Lipatlah tilangmu…………..!
Mendekatlah jendela rumahmu
Bukalah jendelamu hai Papua
Pandanglah kea rah Timur……!

Apa ayang anda lihat………?
Apakah anda melihat:
FAJAR TIMUR SUDAH MEREKAH
Jika anda melihat, mendekatlah ke pintu
Bukalah pintumu yang telah diborgol
Keluarlah dari rumahmu
Palingkanlah sekali lagi ke ufuk timur
Lihatlah……..sudah terbit bagi anda fajar baru
Fajar Baru sudah merekah
Fajar baru akan menyinari bumi persada Papua

Tinggalkan kediamanmu
Janganlah menoleh ke belakang
Jalanlah………..hai anak negri Papua…………….
Fajar sudah merekah di Timur
Hei anak negri Papua………….berjuanglah………berusahalah terhindar hujan dan badai
Kerahkan seluruh dayamu
Kerahkanlah seluruh energimu demi merajut Fajar Baru

Berjuanglah dengan tuntutan Fajar Baru sambil berdoa demi meraih mutiara berharga yang diperuntukan bagimu
Raihlah mutiara berharga itu
Nikmatilah mutiara itu
Bersyukurlah dan menaikan pujian kepada pemberi mutiara yakni Tuhan Allah kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus. Amin.




Port Numbay, 1 Desember 2007
Refleksi termenung di tengah Perayaan HUT Kemerdekaan bangsa Papua Barat di Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru Abepura-PAPUA

Santon Tekege
























UNTAIAN-UNTAIAN SANJAK BUNGA
JERITAN DAN HARAPAN ANAK NEGERI
P A P U A


SANTON TEKEGE

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI
FAJAR TIMUR
Jl. Yakonde No. 9-12 Abepura - PAPUA

0 komentar: